Puting Beliung
Dahlan Iskan-Photo ist-Gus munir
BACA JUGA:Warga Sakit, Camat Rujuk ke RSUD
BACA JUGA:Diduga Hendak Ambil Air Bersihkan Sekokah, Siswa Tenggelam
Tiba-tiba terdengar suara seperti bom. Tidak tahu itu apa. Belum banyak dipasangi kamera seperti pesawat sekarang.
Tidak diketahui apa yang terjadi jangan-jangan bom. Seminggu sebelumnya bom memang meledak di pesawat Amerika, almarhum PanAm, yang terkenal dengan 'peristiwa Lockerbie'.
Yang terlihat hanyalah penanda di kockpitnya: bahwa mesin nomor 3 bermasalah. Takut terbakar pilot mematikan mesin nomor 3.
Lalu mesin nomor 4 juga terindikasi bermasalah. Takut terbakar. Dimatikan juga. Maka pesawat hanya terbang dengan dua mesin di sayap kiri. Terbangnya agak miring.
BACA JUGA:Kerusakan Lebih Parah. Gubernur Bakal Bantu Perbaikan Infrastruktur
BACA JUGA:Diterjang Bnajir Jembatan Gantung Putus
Maka pilot memutuskan menurunkan ketinggian dan balik ke bandara Honolulu.
Awak yang bertanggung jawab atas mesin minta izin ke pilot: untuk meninggalkan cockpit turun ke lantai bawah. Langkah yang berbahaya. Pesawat 747, Anda sudah tahu, penumpangnya berada di dua lantai.
Turun ke bawah itu keputusan yang sangat beresiko --bisa terlempar keluar. Tapi tanggung jawabnya sebagai engineering sangat besar. Pilot mengizinkan.
Saat itulah ia lihat dinding pesawat jebol. Selebar pintu. Pintu pesawat itu terlepas: pintu cargo. Letaknya di bawah deretan kursi penumpang nomor 8-9-10-11 dan 12. Berarti agak di depan.
BACA JUGA:Sampah Berserakan di Sepanjang Jalan
BACA JUGA:Air Sungai Komering Meluap, Rumah Warga Kebanjiran
Dua kursi paling pinggir di nomor-nomor itu hilang bersama penumpangnya. Yakni yang duduk di kursi G dan H. Salah satu kursi tersebut tidak berpenumpang sehingga yang terlempar keluar bukan 10 tapi 9 orang.