James Camino

Lia, James, dan Erick di bandara La Guardia New York. -Foto: Disway-Gus munir

BACA JUGA:BPR Baturaja Salurkan Bantuan ke Korban Banjir

"Hi James. Benarkah itu Anda yang masak? Saya gak percaya. Enak luar biasa", kata saya.

"Masak, menciptakan lagu, dan merancang desain arsitektur itu sama. Harus pakai hati," jawab James.

Sialan. Jawaban itu enak sekali untuk dikutip sebagai direct quotation. Wartawan suka dengan jawaban seperti itu, hanya kadang diabaikan.

Di samping mencipta lagu James Anda sudah tahu: ia seorang arsitek. Masuknya di ITB, lulusnya di Taruma Negara.

BACA JUGA:Pasca Banjir, Sampah Menumpuk

BACA JUGA:Tim Sukses

Masakan, lagu dan desain arsitektur itu harus saling menyempurnakan. Hilang salah satunya hidup tidak akan lengkap. Itu masih kata-kata James.

"Makanan untuk kenikmatan mulut. Lagu untuk kenikmatan telinga. Desain arsitektur untuk kenikmatan mata," kata James.

Tapi kenapa suka di dapur?

"Tempat yang paling hangat adalah di dapur," jawabnya. Saya pun terbahak. Benar sekali. Apalagi di musim dingin.

James pintar masak apa saja. Pun soto. Ketoprak. Gado-gado. Yang belum bisa: rawon. Saya pun ingin menduetkan James dengan istri saya. Suatu saat.

BACA JUGA:Siang Malam, Pj Bupati Turun Beri Bantuan Hingga ke Desa-Desa

BACA JUGA:BARU! Aturan Pilkada Mantan Gubernur Dilarang Jadi Cawagub di Daerah yang Sama

Masak hanya untuk suami istri itu punya kelemahan. Sulit menyiapkan bahan. James hanya berdua dengan istri. Anaknya sudah seperti budaya Amerika: dewasa harus mandiri.

Tag
Share