Nilai 95

Dahlan iskan-Photo ist-Gus munir

BACA JUGA:Wabup Muratara Adu Mulut dengan Warga yang Ternyata Seorang Pengacara

Dosennya di Cambridge pernah minta Lee Hsien Loong untuk tetap tinggal di Inggris. Atau di Amerika. Untuk menjadi ilmuwan matematika. Jangan pulang ke Singapura. Mentornya di Inggris akan mengarahkannya menjadi ahli di bidang teori grafik kontemporer, kombinatorik, dan analisis fungsional. 

Saat di Inggris itulah Lee kenal wanita setahun lebih tua: Huang Mingyang. Huang sedang kuliah kedokteran di Girton College.

Saat berumur 26 tahun Lee menikahi Huang. Tiga minggu setelah Huang melahirkan anak kedua dia meninggal: sakit jantung –bukan kanker.

Béla Bollobás, disebut oleh media di Tiongkok, adalah ahli matematika yang jadi mentor Lee. Di media itu sang mentor berkata tentang Lee Hsien Loong: "Ia benar-benar luar biasa, jauh melebihi siswa lainnya."

BACA JUGA:Penyebab Banjir Ditemukan Saat Warga Gotong Royong Bersihkan Sampah

BACA JUGA:Mobil Pengangkut BBM Ilegal Terbakar, Begini Nasib Sopirnya

Bagi Lee Hsien Loong, akademisi tidak akan pernah menjadi pilihan. Sebagai anak pemimpin nasional, ia tidak akan pernah bebas. Ia harus menjaga pendapat orang lain terhadap dirinya.

Tak hanya di bidang akademik, Lee Hsien Loong juga menorehkan prestasi di bidang musik. Ia mempelajari klarinet sejak kecil. Ia bergabung dengan Brass Band.

Tulis media Tiongkok itu: "sementara anak-anak lain hanya bisa memainkan beberapa partitur musik sederhana, ia sudah bisa memainkan konser Mozart dengan mahir".

Maka, kian lama tuduhan ''hanya karena anak Lee Kuan Yew itu'' hilang. Bahkan publik bisa melihat perbedaan yang mencolok antara Lee dan bapaknya.

"Lee Kuan Yew keras, tegas, bicara apa adanya, tidak suka ada orang yang hanya bicara omong kosong".

BACA JUGA:Tak Terima Diejek, Jumadi Tewas Ditusuk

BACA JUGA:Lantik Kades Simpang Sender Selatan

"Lee Hsien Loong lebih lembut, bijaksana, dan merakyat."

Tag
Share