Main Kayu

Proses evakluasi dan pencarian korban banjir bandang di Sumatra.-Dok. BNPB-

Oleh: Dahlan Iskan

OKU EKSPRES.COM- Adakah curah hujan di Sumatera bagian utara/Aceh bagian selatan akhir November lalu yang tertinggi dalam sejarah? Juga yang terlama? --tujuh hari tujuh malam hampir terus-menerus?

Saya kesulitan mencari data soal itu. Lebih mudah mencari data berapa persen kenaikan orang yang berpoligami di Amerika Serikat.

Tapi Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq sudah memutuskan: akan menjadikan curah hujan terakhir itu sebagai base line untuk menentukan kebijakan ke depan. 

Begitulah keterangannya kepada media saat menyikapi banjir bandang di tiga provinsi di Sumatera itu.

Artinya, ke depan, kebijakan yang akan dilakukan, dengan curah hujan yang sama tidak akan terjadi bencana. Secara tidak langsung Menteri Hanif mengatakan bahwa hujan terakhir itulah yang terparah dalam sejarah di sana.

BACA JUGA:Disway Malang

BACA JUGA:Event Disway Mancing 2024, Wartawan TVRI Raih Juara 1

Jepang juga mengalami hal yang sama: saat bencana nuklir Fukushima. Anda masih ingat tanggal itu: 11 Maret 2011.

Perlu genset darurat untuk menjaga agar reaktor nuklir tidak panas. Yakni di saat listrik padam akibat apa pun --termasuk akibat terkena tsunami.

Dalam kasus Fukushima, Genset darurat itu ditempatkan di ketinggian enam meter. Agar kalau terjadi tsunami masih tetap aman. Tsunami tertinggi yang pernah terjadi adalah sedikit di bawah enam meter.

Ternyata ketinggian gelombang tsunami tahun 2011 itu sampai sembilan meter. Genset darurat itu pun terkena tsunami. Hancur. Tidak bisa berfungsi. Akibatnya reaktor kian panas. Meleleh.

Jepang sudah terlatih menangani bencana. Pengungsian besar-besaran dilakukan. Akhirnya tidak satu pun ada yang meninggal akibat bencana nuklir Fukushima.

BACA JUGA:260 Disway

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan