Siapa Mikir
Pemerintah tengah mencari solusi untuk menggantikan pembiayaan utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh agar tak menggunakan APBN. -Disway.id/Anisha-
Grup Sinar Mas pernah punya utang sebesar Rp 120 triliun --di saat perusahaannya belum sebesar sekarang. Utangnya dalam dolar pula. Krisis moneter lagi melanda Asia Tenggara. Sinar Mas tidak mungkin mampu membayar utang itu --bahkan pun hanya membayar bunganya.
Seluruh kekayaan perusahaan diserahkan pun tidak akan cukup untuk membayarnya --kala itu.
Pinternya Sinar Mas, utangnya ke sekitar 70 lembaga keuangan. Dalam dan luar negeri. Bukan hanya ke satu atau dua bank.
Maka Sinar Mas tidak khawatir salah satu bank akan menyita asetnya. Begitu ada bank yang akan menyita, bank lain akan marah.
Akhirnya dari 70 lembaga keuangan itu tidak satu pun yang melakukan penyitaan. Mereka harus bersepakat dulu untuk bertindak. Tidak mudah bersepakat di antara 70 pihk. Jangankan bersepakat, cari waktu rapat pun sudah sulit.
BACA JUGA:260 Disway
BACA JUGA:Disway Network dan B Universe Jalin Kemitraan
Maka mereka akhirnya "kalah" oleh Sinar Mas. Terserah Sinar Mas saja kapan bisa membayar dan bagaimana cara membayarnya
Akhirnya Sinar Mas bisa menyelesaikan utangnya dengan cara yang luar biasa: dalam 10 tahun utang itu dibekukan. Tidak berbunga. Tidak perlu cicil. Stensil.
Dengan penyelesaian seperti itu Sinar Mas bisa bekerja dengan tenang. Kerja keras cari uang. Akhirnya kembali berjaya. Semua utang terbayar dengan mudahnya.
Garuda kurang lebih juga sama. Hanya saja kurang tuntas. Sudah boleh mencicil utang dengan amat ringannya, ternyata masih sulit. Masih tidak bisa memperbaiki pesawatnya yang rusak.
Akibat banyak pesawat yang rusak Garuda tidak bisa cari uang. Danantara pun harus kucurkan dana Rp 6 triliun.
BACA JUGA:Disway Gratis
Itu pun belum juga cukup. Danantara masih perlu kucurkan dana Rp 30 triliun lagi.