Warga Binaan Lapas Kelas IIB Muaradua Manfaatkan Sampah Menjadi Hiasan Rumah
Warga binaan Lapas Kelas IIB Muaradua membuat hiasan rumah dari sampah karpet telur dan kardus bekas. -Foto: HOS-Hamdal
MUARADUA - Warga Binaan Permasyarakatan (WBP) di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Muaradua, secara kreatif memanfaatkan sampah berupa karpet telur dan kardus bekas untuk menghasilkan karya seni berupa patung ayam sebagai hiasan rumah.
Kerajinan tangan ini dilakukan di dalam kamar tahanan oleh para WBP Lapas Kelas IIB Muaradua, OKU Selatan, sebagai upaya meningkatkan keterampilan, mengisi waktu luang, dan mencari penghasilan tambahan.
Patung hiasan rumah berbentuk ayam yang dihasilkan dari daur ulang karpet telur dan kardus bekas ini kemudian dijual kepada pengunjung, baik dari keluarga WBP maupun tamu Lapas.
Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Muaradua OKU Selatan, Reza Yudhistira Kurniawan, menjelaskan bahwa saat ini hiasan rumah berbentuk ayam sedang diminati, dan WBP memanfaatkan peluang ini untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
BACA JUGA:Dukung Pemilu, Hari Libur Tetap Beri Pelayanan
BACA JUGA:13 Februari Logistik Pemilu Wajib Sudah di TPS
“Lebih dari ratusan produksi hiasan telah dihasilkan, menggunakan bahan dasar kardus bekas dan karpet telur yang diolah menjadi karya seni,” ungkap Reza Yudhistira.
Penjualan hiasan ini dilakukan saat ada kunjungan keluarga atau tamu Lapas, karena belum diizinkan untuk dijual ke luar daerah atau pasar.
Harga jual patung ayam bervariasi, dengan ukuran kecil dijual seharga Rp 10.000, ukuran sedang Rp 20.000, dan ukuran besar sekitar Rp 30.000, serta varian harga lainnya.
Reza menambahkan bahwa sekitar 20 orang WBP di setiap kamar terlibat dalam proses produksi, dengan mereka saling mengajarkan teknik kepada yang lain.
BACA JUGA:Momentum Tanamkan Nilai Moral dan Kepresisian dalam Jalankan Tugas Kawal Pemilu Damai
BACA JUGA:Masa Tenang, Bakal Tertibkan Seluruh APK
Kegiatan ini tidak hanya menghasilkan penghasilan tambahan, tetapi juga memberikan kesempatan bagi WBP untuk merasa terlibat dan tidak merasa jenuh selama menjalani masa tahanan.
Selain penjualan kepada pengunjung, mereka juga memasarkan karya seni ini sebagai oleh-oleh bagi keluarga atau tamu dari luar daerah. (*)