GovTech Merdeka

Dahlan iskan-Photo ist-Gus munir

BACA JUGA:Kades Tak Netral Bukan Kesepakatan Gakkumdu

BACA JUGA:Sekda Sumsel: Kenaikan Gaji PNS Picu Inflasi

"Yang sekarang sudah mulai berhasil adalah di bidang perizinan pertunjukan," ujar Menteri PAN-RB Abdullah Azwar Anas. Itu pun masih sebatas di lima lokasi pertunjukan. 

Semua masih di Jakarta. 

Di lima lokasi itu EO sudah bisa mengurus izin secara digital. 

Tapi itu baru di lima lokasi. Padahal, se-Indonesia, ribuan izin pertunjukan diperlukan. Tanpa standar yang baku. Tanpa kepastian waktu pengurusan.

Kesimpulan Anas, tanpa digitalisasi tidak akan bisa menurunkan indeks korupsi dan meningkatkan indeks pembangunan. Apalagi indeks penegakan hukum dan kemudahan usaha.

Lihatlah negara-negara yang tertinggi dalam indeks pelaksanaan digitalisasi di pemerintahan mereka. Indeks korupsinya terbaik. Pembangunannya terbaik. penegakan hukumnya paling lurus. Dan indeks kemudahan berusahanya terbaik.

BACA JUGA:Ketua RT Gratis Tagihan PDAM? Hoaks!

BACA JUGA:Lagi Densus Tangkap 2 Teroris

Tiga-tiganya diborong oleh Denmark. Di bawahnya sedikit ada Finlandia. Di bawahnya lagi Korea Selatan. 

Untuk penegakan hukum dan kemudahan berusaha, ada nama Singapura dan Selandia Baru.

Rasanya menyatukan 27.000 aplikasi untuk pelayanan masyarakat ini tidak kalah berat dengan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. 

Kita memang sudah merdeka sejak 1945 –atau 1949– tapi baru akan benar-benar merdeka di saat GovTech berhasil. Kelak. (*)

BACA JUGA:Pelat RF dan QH Resmi Dihentikan, Ini penggantinya

Tag
Share