Kemiskinan Ekstrem di Sumsel Turun Drastis

--

PALEMBANG - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel, kemiskinan ekstrem di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) turun drastis dari 3,19% pada tahun 2022 menjadi 1,22% pada tahun 2023. Capaian ini merupakan yang tertinggi di wilayah Sumatera.

Kepala BPS Sumsel, Wahyu Yulianto, mengatakan penurunan kemiskinan ekstrem tersebut terjadi karena adanya koordinasi dan antisipasi dari setiap daerah untuk mengatasinya.

Selain itu, peran kabupaten/kota dan stakeholder terkait juga sangat penting, salah satunya dengan memberikan bantuan langsung kepada masyarakat.

"Masyarakat di kategori ini menjadi perhatian dengan kita berikan bantuan, serta menjaga pengeluaran di tingkat bawah kemiskinan ekstrem. Sehingga bisa meningkatkan konsumsi mereka dan keluar dari kemiskinan ekstrem," kata Wahyu.

BACA JUGA:Jalan Amblas Nyaris Setengah

Selain penurunan kemiskinan ekstrem, pertumbuhan ekonomi Sumsel juga menunjukkan tren positif. Pada triwulan III tahun 2023, pertumbuhan ekonomi Sumsel mencapai 5,08% secara year on year (YoY), melampaui pertumbuhan nasional yang hanya 4,9%.

Pertumbuhan ekonomi Sumsel masih disokong oleh sektor migas dan tambang. Sektor ini memberikan kontribusi cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi Sumsel. Selain itu, aktivitas masyarakat terutama akomodasi dan rumah makan juga mendorong pertumbuhan ekonomi.

Pj Gubernur Sumsel, Agus Fatoni, mengatakan indikator makro di Sumsel menunjukkan kinerja yang baik. Meski demikian, ada hal-hal yang perlu diwaspadai dan diperhatikan, termasuk pemenuhan produksi pertanian.

"Sektor pertanian di Sumsel masih baik mengingat, Kementerian Pertanian sudah menyampaikan Sumsel akan ada penambahan sawah sebanyak 200 ribu hektar. Diharapkan ini dapat meningkatkan produksi dan Sumsel berada di urutan dua Indonesia," kata Agus.

BACA JUGA:Sopir Truk Luka Parah

Terkait kenaikan harga beras, Agus mengatakan hal tersebut terjadi di semua daerah. Namun di Sumsel dapat diatasi dengan pasokan dari wilayah sendiri.

"Selain membatasi beras keluar dengan tidak menjual keluar, kita prioritaskan produksi lokal bisa mencukupi kebutuhan wilayah sendiri," kata Agus.

Pemerintah juga melakukan intervensi dengan menggelar pangan murah dan bantuan pemerintah. Bulog juga ikut bekerja sama dengan koperasi untuk penyaluran beras, sehingga keberadaan dan pasokan beras di masyarakat terjamin.(SEG)

BACA JUGA:Firli Bahuri Akui Barangnya Disita

Tag
Share