Monorail Mau

Ilustrasi hunian di atas stasiun KRL di Jakarta. -Foto: Ilustrasi ini dibuat dengan ChatGPT-Gus munir
Atau ide itu Anda teruskan ke menteri perumahan. Toh Anda tahu: Ara (Maruarar Sirait, Red), sang menteri, lagi pusing menghadapi para pengembang. Program membangun tiga juta rumahnya banyak dipersoalkan pengembang.
Tapi, sekali lagi, niat ide Anda itu harus tulus: untuk membuat negara ini kian masuk akal. Menggunakan lebih separo gaji untuk biaya transportasi adalah tidak masuk akal. Padahal itu transportasi ke tempat kerja.
Kalau rumah mereka bisa di sekitar stasiun langsung biaya hidup mereka turun drastis. Untuk transportasi bisa turun 70 persen. Bisa untuk meningkatkan kesejahteraan.
Saat saya ikut melihat kereta masuk apartemen di Chongqing Sabtu lalu saya membayangkan alangkah enaknya penghuni apartemen itu. Stasiunnya di lantai enam apartemen mereka. Lantai-lantai di bawah stasiun dipakai untuk komersial. Lantai paling bawah, yang menghadap jalan raya untuk toko-toko dan restoran.
BACA JUGA:7 Cara Ampuh Menumbuhkan Rambut dengan Cepat
BACA JUGA:Botox Ketiak Solusi Ampuh Cegah Keringat Berlebih
Kereta monorail menembus gedung apartemen di Chongqing, Tiongkok. -Foto: Retna Christa-Harian Disway-
Waini toko dan resto itu panen raya. Ribuan turis telah didatangkan TikTok. Tiap hari. Siang malam. Ribuan turis itu jadi konsumen besar.
Tidak ada tempat parkir umum di situ. Turis harus turun dari bus untuk menyeberang jalan --mencari posisi agar bisa melihat kereta masuk apartemen.
Setelah menurunkan turis bus harus pergi. Nanti, kalau mau meninggalkan tempat itu, turis harus berkumpul dulu di trotoar lebar depan toko-resto.
BACA JUGA:Motorola Resmi Rilis Razr 2025 Series, Tiga Model, Fitur AI Canggih, dan Desain Mewah
BACA JUGA:Adidas Luncurkan Climacool, Sneaker Pertama yang Sepenuhnya Dicetak 3D
Kalau rombongan sudah lengkap, baru bus boleh dipanggil. Perlu waktu tunggu bus sekitar 15 menit. Waktu tunggu itulah yang mereka manfaatkan untuk cari makanan kecil, minum dan beli oleh-oleh. Rezeki TikTok.
Kalau toh ide Anda itu ditentang mungkin karena satu hal: suara berisiknya KRL di Jakarta. Yang di Chongqing tidak menimbulkan suara berisik. Bukan KRL. Ia monorail. Rodanya bukan besi. Rodanya karet. Relnya juga bukan besi. Relnya beton.
Sedang yang di Jakarta sudah telanjur KRL. Mungkin para ahli sipil bisa mengatasinya. Setidaknya mengurangi.