Pengkhianat Drone
Dahlan Iskan-Photo ist-Gus munir
Jendreal itu, Qasim Solaimani, juga lagi berkunjung ke negara lain: Iraq. Begitu kendaraan yang membawa Solaimani konvoi di jalan raya, di luar kota Baghdad, senjata mengenai mobil itu. Meledak. Sang jenderal tewas seketika. Tembakan dilancarkan oleh drone. Tanpa awak.
Sebulan lalu petinggi Hamas yang lagi berada di Beirut, Libanon, juga tewas oleh serangan drone tepat sasaran. Ia seorang deputi pimpinan Hamas: Saleh al-Arouri.
Maka saya berpikir mengapa Vladimir Putin tidak dibunuh saja dengan cara yang sama. Atau Kim Jong-un. Bahkan mengapa tidak sekalian Ayatollah Khamenei.
BACA JUGA:Selama 2023, Terdapat 830 Janda di OKU Timur
BACA JUGA:Ledis Tak Kuasa Teteskan Air Mata Setelah Bebas Lewat Restoratif Justice
Mungkin saja Israel dan Amerika sudah mengagendakan itu. Tapi mereka belum menemukan intelijen yang bisa memasok keberadaan para tokoh yang dibenci Israel-Amerika itu. Belum menemukan pengkhianat yang tepat.
Saya bisa membayangkan betapa sulit melindungi tokoh di zaman seperti ini. Debat capres masih membicarakan beli senjata bekas atau baru.
Padahal realitas keamanan dan pertahanan negara sudah seperti itu. Tidak perlu lagi mengerahkan pasukan ke Jayawijaya. Semua bisa diwakilkan ke Mr Drone.
Tapi drone juga tidak cerdas kalau tidak dibantu pihak lain: para pengkhianat.
Saya bayangkan betapa banyak orang berwajah ganda di Lebanon, Syria, Iraq, Palestina, dan Gaza sekarang ini. Tanpa para pengkhianat drone pun hanya bisa tolah-toleh. Sebenarnya para pengkhianat itulah kuncinya.(Dahlan Iskan)
BACA JUGA:Real Betis vs Barcelona : 2-4
BACA JUGA:Tolak Tim Arab, Mourinho Pergi ke Barcelona