Warga Muratara Lumpuh, Tiga Korban Jiwa Teridentifikasi

Banjir akibat luapan Sungai Rawas yang melanda Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Provinsi Sumatera Selatan, telah berlangsung selama satu pekan dan menyebabkan perekonomian warga terganggu. -Photo: istimewa-Eris
MURATARA - Banjir akibat luapan Sungai Rawas yang melanda Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Provinsi Sumatera Selatan, telah berlangsung selama satu pekan dan menyebabkan perekonomian warga terganggu.
Hingga Jumat (7/3), warga di wilayah Kecamatan Karang Dapo dan Rawas Ilir masih bertahan di rumah masing-masing, meskipun kondisi banjir masih berlangsung dengan kedalaman mencapai dua meter lebih di beberapa titik.
Arif, salah satu warga Kecamatan Karang Dapo, menjelaskan bahwa banjir yang terjadi di daerahnya merupakan kiriman dari wilayah hulu.
"Banjir di Karang Dapo dimulai pada Jumat lalu dan hingga kini masih berlangsung. Beda dengan daerah ulu yang lebih dulu terendam.
BACA JUGA:Kalah Hadapi Chelsea, Pelatih Puji Kevin Diks
BACA JUGA:MU Jaga Peluang Lolos Perempat Fina
Di sini, banjirnya kiriman dari sana," ungkap Arif. Ia juga menambahkan bahwa aktivitas sehari-hari seperti berkebun dan bekerja menjadi terhambat akibat tingginya genangan air.
Kondisi banjir yang parah menyebabkan mayoritas warga di daerah yang terendam, terutama yang berada di dekat aliran sungai, memilih untuk tetap bertahan di dalam rumah.
"Kami hanya bisa menjaga barang agar tidak hanyut. Meski air sudah mulai menyusut sekitar setengah meter, tapi masih cukup mengganggu aktivitas. Ekonomi lumpuh, mayoritas warga di sini adalah petani," ujar Arif dengan nada pasrah.
Sementara itu, di Kecamatan Rawas Ilir, Nico dari BPBD setempat mengonfirmasi bahwa banjir di wilayah mereka juga masih berlangsung dengan kedalaman antara satu hingga dua meter.
BACA JUGA:Keluarga Beri Tanggapan Soal Richard Lee Mualaf
BACA JUGA:Gandeng Dul Jaelani Kampanyekan Program “Muliakan Yatim”
"Jalan-jalan banyak yang tenggelam, hanya bisa dilewati dengan perahu. Banyak rumah yang kebanjiran, terutama di daerah Kecamatan Rupit, Karang Dapo, dan Rawas Ilir," jelas Nico.
Selain kesulitan akses, warga juga mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan pangan. Aliran listrik mati, sinyal komunikasi hilang, dan kelangkaan gas LPG semakin memperburuk situasi.