Salah Benar
Presiden Trump ternyata bisa diajak bicara. Ketegasannya mengenakan bea masuk tinggi pada barang Kanada dan Meksiko ia cabut sehari sebelum masa berlakunya 4 Februari 2025. -Photo: istimewa-Gus munir
Lia mendapat info sudah mulai ada yang tertipu. Yakni membayar sejumlah dolar dengan janji membereskan dokumen imigrasi. Nyatanya tidak.
Lima tahun lalu Lia berinisiatif mendirikan Indonesian American Lawyers Association (IALA). Anggotanya 15 orang. Mereka adalah lawyer yang benar-benar sudah punya izin praktik di Amerika.
Lia sendiri, meski orang Jakarta, hanya sedikit punya klien orang Indonesia. Yang terbanyak justru dari Eropa Timur.
BACA JUGA:Berendus Kabar Reshuffle Kabinet Merah Putih
BACA JUGA:3 Pegawai KPK Gadungan Ditangkap
Tiga hari lalu IALA menerbitkan siaran pers. IALA juga mengadakan webinar untuk warga diaspora. Sudah dua kali. Sebelum dan sesudah pelantikan Trump. Yang tampil berbicara adalah para pengacara asal Indonesia: Lia dari New York, tiga dari California (Jason Y. Lie, Michael Indrayana, Ida Ayu Sabrina Putri), satu dari Texas (Haroen Kalehr).
Mereka juga menerbitkan juklak dalam bahasa Indonesia. Isinya: hak-hak imigran di depan hukum.
Yang terpenting, kata juklak tersebut, para imigran jangan panik. Tenang. Kritis. Jangan semua informasi ditelan begitu saja. Kini banyak informasi di medsos yang bombastis. Kejar clickbait.
Banyak juga muncul penjual jasa ''suaka politik''. Termasuk sampai janji menyiapkan dokumen alasan mengapa minta suaka politik. "Jangan mudah percaya," katanyi.
BACA JUGA:Waspada! Ini Penyebab Sakit Perut Sebelah Kiri yang Tak Boleh Diabaikan
BACA JUGA:7 Model Cardigan Batik yang Elegan dan Stylish
Amerika adalah negara hukum. Masih banyak perlindungan hukum selain suaka politik. Misalnya lewat pekerjaan, keluarga, dan lainnya. "Yang penting jangan lewat calo. Harus lewat pengacara keimigrasian yang benar," katanyi.
Yang terpenting, kata Lia, semua imigran harus jaga dokumen. Jangan ada yang kedaluwarsa. Juga jangan pernah membicarakan status Anda dengan siapa pun. Termasuk dengan teman baik.
Tapi, bagi yang memang punya risiko dideportasi, harus mulai siap mental. Juga siap-siap soal pengasuhan anak, pengamanan aset dan tabungan.
Yang lebih penting dari semua itu adalah: jangan sampai berbuat melanggar hukum. Saat bermobil jangan melanggar lalu-lintas.