Imlek Fitri
Persebaya ikut merayakan Imlek dengan mengadakan pertunjukan Barongsai sebelum laga Persebaya vs Persita, Jumat, 31 Januari 2025. -Foto:Boy Slamet-Harian Disway-Gus munir
Tapi salah satu teman saya, Ailing, harus cepat pulang. Ia harus sembahyang di tepat pukul 00.00. Begitulah umumnya orang Tionghoa. Di malam tahun baru Imlek, setelah kumpul dan makan bersama keluarga, mereka siap-siap kiyamul lail --sembahyang tengah malam.
"Kalau teman-teman yang saya tanyakan tadi, lebih dari 10 org bilang bahwa Imlek tahun ini biasa-biasa saja, mungkin karena Makassar dua hari ini hujan keras," ujar Nova, wanita vegetarian dari Makassar
Andre So sembahyang di Kelenteng di Tulungagung. "Saya kaget sekali. Tahun ini hanya ada 9 atau 10 orang dari empat keluarga," katanya. Andre lulusan Taiwan. Ia yang ikut mengurus beasiswa sekolah di Tiongkok di yayasan yang saya pimpin.
BACA JUGA:Dikabarkan Meninggal Dunia, Gracia Indri Ungkap Dirinya Sehat
BACA JUGA:Komang Ayu Peluang Juara di Thailand Masters 2025
"Omzet angpao anak-anak juga menurun," ujar Indri di Alam Sutra Jakarta. "Anak-anak yang saya tanya, tahun ini hanya dapat angpao separonya tahun lalu," katanyi.
Dia menduga ekonomi tahun ini lebih lesu. "Saya lihat orang-orang yang pakai baju Imlek warna merah juga sangat berkurang," tambahnyi.
Ada juga yang menjawab begini: "Imlek tahun ini lebih serasa Lebaran. Di mana-mana ramai. Bukan hanya merayakan Imlek tapi lebih karena liburan," ujar De-Reno, pendeta yang sekarang jadi produsen animasi Minilemon.
Imlek tahun ini memang bersamaan dengan libur panjang. Di mana-mana penuh orang liburan. Suasana Imlek seperti terkubur suasana liburan.
BACA JUGA:Liverpool Tolak Tawaran Besar Al Nassr untuk Darwin Nunez
BACA JUGA:Harga Kurs Dolar terhadap Rupiah Mendadak jadi Rp8.170
Saya sengaja tidak bertanya ke teman-teman di Kalbar. Pontianak pasti tetap ramai --meski tujuh kabupatennya juga dilanda banjir.
Hanya di Pontianak-lah di hari pertama sampai ketiga Imlek orang ramai kunjung-mengunjungi. Pun yang bersuku Melayu dan beragama Islam. Mereka berkunjung ke rumah teman mereka yang Tionghoa.
Tokoh-tokoh Tionghoa sampai pasang tenda di depan rumah: open house. Khusus di hari kunjung-mengunjungi ini rumah-rumah orang Tionghoa menyediakan suguhan halal. Itu pertanda banyaknya orang Islam berkunjung ke teman mereka yang Tionghoa.
Ketika mempersilakan tamunya makan, tuan rumah biasanya memberi penjelasan pendek: semua makanan yang disajikan itu halal. Bahkan tuan rumah sampai menambahkan penjelasan: "makanan ini kami beli dari katering Bu Haji A atau B".