Sekolah Duduk

Dahlan Iskan-Photo ist-Ist

BACA JUGA:Ajak Pemuda Terlibat pada Pelaksanaan Pemilu 2024

Tuan Guru Sekumpul sendiri diakui sebagai ulama terbesar di Kalsel. Dipercaya sebagai Wali. Muhibin juga percaya Tuan Guru sering didatangi Nabi Muhammad.

Masuklah resto masakan lokal di Kalsel: selalu ada foto besar beliau. Bahkan di beberapa toko atau resto milik orang Tionghoa. Pun sampai di Kaltim dan Kalteng.

Beda dengan Sang Ayah dua anak Tuan Guru tidak pernah sekolah ke Makkah. Sekolah formal di Kalsel pun tidak. "Beliau berdua Sekolah Duduk," ujar sahabat Disway di sana.

Sekolah Duduk adalah istilah setempat untuk semacam ''home schooling'. Guru yang didatangkan ke rumah. Guru apa pun. Lalu ikut ujian persamaan. Sampai tingkat Aliyah –setara SMA.

Seperti juga sang Ayah, dua anak ini tidak pernah tampil. Tidak mau tampil. Pun tidak mau berurusan dengan politik. Keduanya meneruskan tradisi keulamaan yang diwariskan turun-temurun.

BACA JUGA:Ajarkan Siswa Cara Mengolah Sampah

BACA JUGA:JTBC Rilis Drama Terbaru 'Queen of Divorce'

Besok malam itu, acaranya dimulai dari salat Magrib. Dilanjutkan pembacaan maulid. Lantas manakib. Lalu, setelah salat isya, dilakukan tahlil. Selesai.

Haulnya hanya satu hari itu. Bahwa ada haul di hari-hari lain itu tidak ada hubungan dengan keluarga. Tahun lalu, gubernur Kalsel juga mengadakan haul, lalu justru dapat penilaian negatif: dianggap memolitisasi Tuan Guru.

Begitu banyak yang berharap berkah dari Tuan Guru Sekumpul. Mereka percaya doa-doa akan terkabul. Tentu bagi yang tidak lupa bekerja keras. (*)

BACA JUGA:10 Manfaat Konsumsi Buah Durian Bagi Kesehatan

BACA JUGA:Newcastle vs Man City : 2-3

Tag
Share