Madu Berusia 3.000 Tahun Ditemukan di Makam Raja Tutankhamun, Masih Layak Konsumsi

Madu Berusia 3.000 Tahun-Foto via meli-feli.com-Agrar

OKU EKSPRES- Pada tahun 1922, para arkeolog yang dipimpin oleh Howard Carter membuat penemuan luar biasa di Lembah Para Raja, Mesir, dengan terbukanya makam Raja Tutankhamun yang hampir sepenuhnya utuh. 

Di antara berbagai artefak yang ditemukan, terdapat beberapa guci berisi madu yang telah terawetkan selama lebih dari 3.000 tahun. 

Yang mengejutkan, madu tersebut masih dapat dikonsumsi dan tetap memiliki rasa manis.

Penemuan ini mengungkapkan keistimewaan madu sebagai bahan alami yang memiliki daya tahan luar biasa. 

BACA JUGA:Supercar Jadi Sekat Ruangan: Pagani Zonda Revolucion di Apartemen Mewah Miami

BACA JUGA:Gelar Tabligh Akbar Hadirkan Penceramah Ustaz Zacky Mirza LC

Kandungan kelembapan yang rendah dan tingkat keasaman yang tinggi dalam madu menciptakan kondisi yang hampir mustahil untuk pertumbuhan bakteri penyebab pembusukan. 

Dalam tradisi Mesir kuno, madu tidak hanya dianggap sebagai simbol kemurnian dan kesehatan, tetapi juga sebagai bekal penting untuk kehidupan setelah kematian.

Meskipun guci madu dari makam Tutankhamun pernah dianggap sebagai salah satu madu tertua yang ditemukan, penelitian terbaru di Georgia mengungkap adanya sisa-sisa madu yang berusia sekitar 5.500 tahun. 

Namun, madu dari makam Raja Tutankhamun tetap menjadi bukti luar biasa tentang teknik pengawetan kuno dan ketahanan alami madu yang mengagumkan. 

BACA JUGA:Pasar Saka Selabung Terlihat Kumuh dan Tidak Terawat

BACA JUGA:Bank Sumsel Babel Bakal Bantu Pembangunan Plaza Kuliner di Kawasan Objek Wisata Air Terjun Subik Tuha

Penemuan ini juga memberi wawasan berharga tentang budaya dan praktik pemakaman Mesir kuno.

Tag
Share