Pemprov Sumsel Tak Bisa Bantu Keuangan Langsung Kepada Sriwijaya FC
Pemain Sriwijaya FC tetap menjalani Latihan meski dilanda krisis finansial. -Foto: MO SFC-Eris
PALEMBANG - Problem internal yang melanda Sriwijaya FC, klub sepak bola kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan, tampaknya semakin sulit diselesaikan.
Kendala utama yang terus mengemuka adalah masalah keuangan yang menghambat upaya memajukan tim berjuluk Laskar Wong Kito ini.
Keterbatasan dana membuat manajemen klub tidak mampu merekrut pemain berkualitas untuk memperkuat skuad.
Prestasi gemilang yang pernah diraih, termasuk menjadi juara double winner, kini tinggal kenangan. Perlahan, performa tim merosot hingga saat ini berada di Liga 2, bahkan terancam degradasi ke Liga 3.
BACA JUGA:Ciptakan Kondisi Aman Pasca Pilkada, Lakukan Sambang Cooling System
BACA JUGA:Hingga November, Capaian Target Pajak Capai 85,3 Persen
Saat ini, Sriwijaya FC harus berjuang keras agar terhindar dari zona degradasi, dengan ancaman turun kasta yang kian nyata.
Krisis finansial semakin memburuk dengan tunggakan gaji pemain selama tiga bulan, termasuk pembayaran uang muka (down payment).
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan pun tak dapat berbuat banyak. Pj Gubernur Sumsel, Elen Setiadi, menegaskan bahwa Sriwijaya FC bukan bagian dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Sumsel, melainkan organisasi masyarakat yang memerlukan dukungan bersama.
Bantuan keuangan hanya dapat diberikan dalam bentuk hibah atau fasilitas, seperti penggunaan Jakabaring Sport City (JSC).
BACA JUGA:Bahas Pengesahan Penghapusan Kredit Macet hingga Remunerasi
BACA JUGA:Ajak Masyarakat Jaga Suasana Kondusif Selama Perayaan Natal dan Tahun Baru
Elen menyebutkan, sekitar satu setengah bulan lalu, ia telah bertemu dengan manajemen Sriwijaya FC untuk membahas berbagai persoalan.
Namun, ia menegaskan bahwa pemerintah tidak dapat campur tangan langsung dalam urusan perusahaan yang dikelola oleh PT SOM.