Tolak Bom

Syria adalah: akan menjadi negara apa setelah penguasa lamanya runtuh? Menjadi republik Islam seperti Iran, Iraq, atau Pakistan-Photo: istimewa-Gus munir

Setelah ISIS terus melemah, HTS tidak ikut melemah. Perjuangan pokoknya adalah menumbangkan rezim otoriter Assad. Bahkan HTS kian bergerak ke moderat. Tidak jarang HTS didemo sendiri oleh sayap-sayap organisasi karena dianggap kurang radikal.

Dari pondok pesantren di Bangkalan, Bahrawi masuk Universitas Nasional (Unas) Jakarta. Ia ambil jurusan sastra Inggris tapi bergaulnya dengan teman-temannya di sastra Indonesia. Salah satu teman angkatannya di Unas: Gus Ipul —Saifullah Yusuf yang sekarang menteri sosial.

Dari Unas, Bahrawi ke Amerika. Ia mendalami sejarah Islam di California. Yakni di Institute Al Zaytuna —sekarang college. Di Berkeley, Oakland, tidak jauh dari rumah masa kecil Wapres Kamala Harris.

BACA JUGA:Raffi Ungkap Dibalik Kata “Andara” di Nama Putrinya

BACA JUGA:Rekonstruksi Agus Buntung Beberkan Fakta Baru

Saat di Amerika itulah terjadi terorisme 9/11 di New York. Islam sangat tersudutkan. Di AS. Dan di seluruh dunia.

"Kalau begini caranya orang non Islam kian anti Islam dan yang Islam meninggalkan agama," katanya.

Sejak itulah Bahrawi menjadi aktivis gerakan mederasi agama. Ia punya modal sosial yang kuat: Madura, alumnus pondok Syaikhona Kholil, alumnus Al Zaytuna pula.

Pertanyaan ketiga: siapa yang akan tampil sebagai pemimpin baru negara Syria? Apakah Abu Muhammad al-Jawlani, pemimpin HTS yang kini berumur 42 tahun?

BACA JUGA:E-Katalog V6 Resmi Diluncurkan Presiden RI Prabowo Subianto

BACA JUGA:4.251 peserta Ikuti Ujian PPAT Diselengarakan ATR/BPN

"Kalau ia yang akan tampil akan rentan," ujar Bahrawi. Tapi memang tidak mudah mencari pilihan. Terlalu banyak kelompok di dalamnya. Itu sudah "hukum revolusi". Begitu berhasil akan terjadi rebutan posisi.

HTS pernah membuat luka yang sangat dalam. Dua ulama terbesar Syria dibunuh HTS: Syaikh Ramadhan al-Buthi dan Syaikh Adnan al-Afyouni.

Al Jawlani sendiri terus memoles diri. Citra lamanya yang terkait Al Qaeda dan ISIS ia jauhi. Al Jawlani kini lebih banyak tampil humanis. Tidak mau lagi pakai nama jihadnya Al Jawlani. Ia kembali memakai nama lahirnya: Ahmed Shaara.

Pertanyaan susulan: Kalau Al Jawlani alias Ahmed Shaara tidak bisa diterima luas, lalu siapa alternatifnya?

Tag
Share