Di sidang DPR berikutnya pihak pemerintah minta keterangan lebih rinci apa yang dikatakan Raeesah. Di kantor polisi mana dilaporkan. Siapa identitas korban dan seterusnya.
Raeesah tidak mau membukanya. Hanya satu yang dia buka: umur korban. Alasan yang dia pakai menutupi semua identitas korban: untuk menjaga agar korban tidak trauma.
Akhirnya Raeesah mengaku: semua itu tidak pernah terjadi. Dia mengaku berbohong. Itu hanya untuk menarik perhatian agar perlindungan terhadap wanita diperhatikan.
Raeesah minta maaf atas kebohongan itu. Karena diucapkan di dalam sidang DPR dia merasa telah berbohong kepada seluruh rakyat Singapura.
BACA JUGA:AHY Ungkap Kasus Mafia Tanah di Bandung, Selamatkan Kerugian Rp3,65 Triliun
BACA JUGA:Bandara Soetta Sambut Tamu Negara
Raeesah pun mengundurkan diri sebagai anggota DPR. Juga mengundurkan diri dari keanggotaan partai.
Polisi lantas mengusut perkara ini secara pidana. Raeesah jadi tersangka. Kini dia sedang diadili. Bulan depan akan ada putusan pengadilan berapa tahun harus masuk penjara.
Yang kemudian jadi dramatis adalah: Raeesah sendiri ternyata pernah jadi korban pemerkosaan. Yakni saat umurnyi 18 tahun.
Dia tidak pernah menceritakan itu kepada siapa pun, termasuk kepada ayah-ibunyi. Satu-satunya yang dia beritahu adalah calon suami yang sekarang memberinyi anak dua orang.
BACA JUGA:Pastikan Kejuaraan Daerah Bebas Titipan
BACA JUGA:Pelaku Bersenjata Rampok Indomaret Kerugian Belasan Juta
Raeesah bukan keluarga politisi. Tapi ayahnyi, Farid Khan, pernah bikin sensasi: mencalonkan diri sebagai presiden Singapura. Itu karena ia tahu di tahun itu, 2017, giliran suku Melayu yang berhak jadi presiden.
Anda sudah tahu: di Singapura kekuasaan tertinggi eksekutif ada di perdana menteri.
Istri Farid sempat nyeletuk ke sang suami: kamu itu siapa, kok mencalonkan diri sebagai presiden.
Tapi sang istri akhirnya bilang: saya sudah puluhan tahun jadi istri, saya akan dukung kamu sampai kapan pun.