Jaksa Terdakwa

Kamis 12 Sep 2024 - 21:47 WIB
Reporter : Gus Munir
Editor : Eris Munandar

Trump hanya sekali menjawab dengan jawaban pendek. Yakni atas pertanyaan soal bagaimana pendapatnya bahwa Kamala adalah capres kulit hitam.

"I do not care about it," katanya. Trump terlihat menghindari topik yang berbau rasial. Ia takut suara ras kulit hitam memihak Kamala.

Kamala dapat angin segar. Dia pojokkan Trump dengan fakta bahwa ia pernah membangun apartemen dengan ketentuan orang kulit hitam tidak boleh membeli.

Debat ini terlalu serius. Tidak ada selingan humornya sama sekali.

BACA JUGA:Minta TNI-Polri Bawa Semangat Transformasi IKN ke Daerah

BACA JUGA:Dilecehkan Verbal, Korban Melapor

Seserius Prabowo Subianto masih bisa berjoget gemoy. Juga melahirkan istilah omon-omon. Pun celetukan viral "Mas Aniiiiiies....Mas Anies".

Ketika Trump menyerang Presiden Joe Biden berkepanjangan sebenarnya Kamala bisa menanggapinya dengan humor saja. Misalnya: "Yang you hadapi ini Kamala. Bukan Biden". Tapi Kamala pilih jawaban serius.

"Dia lebih buruk daripada Biden," ujar Trump.

"Ia tidak memenuhi syarat jadi presiden," ujar Kamala.

Ketika Kamala menyebut banyak pejabat penting di masa Trump kini mendukung dirinyi, Trump dengan enteng meremehkan mereka.

"Mereka adalah orang-orang yang saya pecat," ujar Trump. Itulah pemimpin yang tegas. Kalau kurang baik harus dipecat. "Jangan seperti Biden. Inflasi sampai gila-gilaan tidak ada yang dipecat," katanya.

BACA JUGA:Kajati Sumsel Lantik 5 Pejabat Baru

BACA JUGA:Truk Terperosok ke Jurang, Begini Kondisi Sopirnya

Begitu sering Trump menyerang Biden, akhirnya Kamala bilang: "Saya bukan Biden. Saya juga bukan Trump. Saya adalah tipe pemimpin baru Amerika yang diperlukan saat ini dan masa depan."

Kayaknya tidak ada yang menang dari debat ini. Setidaknya Kamala –tidak seperti Biden– bisa mengimbangi Trump yang sangat brutal. Kamala menggigit balik setiap digigit. Bahkan kadang dia yang menggigit lebih dulu.

Kategori :