Oleh: Dahlan Iskan
MINGGU kemarin saya ke Malang lagi: Disway terbaru dilahirkan di kota itu. Disway Malang. Yang jadi dirutnya: Agung Pamujo –yang pernah berkarir di Jawa Pos.
Acara Disway Malang itu dipusatkan di MCC –Malang Creative Center. Gedung baru. Sembilan lantai. Tanpa halaman.
Saya sudah telanjur mengajak 200 orang anggota Komunitas Senam DI ke Malang. Mereka akan Senam-dansa bersama sebelum acara pokok.
Tidak ada halaman bukan penghalang. Di gedung kreatif lahirlah kreativitas mereka: menyebar. Di tangga-tangga. Di teras. Di balkon atas. Juga di dekat trotoar.
BACA JUGA:Pengajian Salahsatu Upaya Meraih Kemualiaan
BACA JUGA:Selamatkan Uang Negara, Kejari Kembalikan Dana Hibah Bawaslu ke Pemkab OKU Timur Rp2,4 Miliar
Jadinya malah atraktif. Di mana-mana diisi peserta senam. Termasuk komunitas senam dari Malang: Komunitas Senam Kebaya Indonesia. Semua pesertanya pakai kebaya.
Begitu senam selesai, banyak anak remaja berdatangan. Maka tiap lantai gedung itu ramai dengan kegiatan anak muda Malang.
Ada yang latihan pencak silat, wushu, tari Jawa, memasak, mendesain, dan kursus-kursus. Semuanya gratis. Tinggal mendaftar secara online.
Syaratnya: harus orang kota Malang.
Peresmian Disway sendiri di lantai paling atas. Dihadiri sekitar 400 pengusaha kecil menengah. Mereka adalah binaan Bank Jatim. Seru.
BACA JUGA:Akhir September Diperkirakan Mulai Masuk Musim Hujan
BACA JUGA:Acara Dihentikan Tiba-Tiba, Gilga Kecewa dengan Jatuhkan Mikrofon
Tiga jam saya di panggung bersama mereka. Yang dibahas adalah soal pengelolaan keuangan UMKM. Terutama mengenai umur piutang. Termasuk bagaimana cara menagih piutang.