Babi Ideologi

Rabu 04 Sep 2024 - 20:33 WIB
Reporter : Gus Munir
Editor : Eris Munandar

Saya pun bertanya kepada Andre So, staf di ITC Center yang sering keliling pesantren mencari penerima beasiswa.

Jawabnya: "Penurunan mahasiswa dari Papua terkait dengan tidak turunnya dana otonomi khusus dari pusat". Dulu Pemda di Papua menggunakan sebagian kecil dana otsus untuk mereka.

Para mahasiswa asal Papua itu umumnya mengambil jurusan kedokteran.

 BACA JUGA:Polisi Tangkap Terduga Pelaku Pembunuhan Remaja di Palembang

BACA JUGA:Barang Berharga Lenyap, Ojol Ditemukan Kedaan Linglung

Jumlah calon mahasiswa dari pesantren juga terus bertambah. Pondok Tebuireng, Jombang; Amanatul Ummah, Pacet, Mojokerto; Pesantren Modern Tursina, Malang; Bumi Sholawat, Sidoarjo; Sidogiri, Pasuruan adalah langganan ITC Center. Andre So sudah pandai berkopiah ketika keliling pondok pesantren.

Salah satu yang juga hadir di acara kemarin adalah KH Yusuf Daud. Seorang sufi. Masternya di bidang Islamic Mysticism dari ICAS London. Ia menguasai bahasa Arab, Inggris, Italia, dan Jerman. Salah satu bukunya: Menembus tujuh lapis langit.

Dua anaknya kuliah di Tiongkok. Di Nanjing. Namanya Aja Ibrahim Daud. Ambil prodi bisnis internasional.

Anak itu saya minta naik panggung. Saya ajak dialog. Bahasa Mandarinnya gila: lebih bagus dari yang mengajak dialog.

BACA JUGA:Gejala Kolesterol Tinggi yang Perlu Diwaspadai: Inilah yang Harus Anda Ketahui

BACA JUGA:Nikmati Kelembutan dari Soft Cookies: Rahasia Soft Cookies Lembut dengan Cokelat Lumer yang Menggoda

Saya ingat awal-awal program ini: begitu sulit meyakinkan orang tua calon mahasiswa: takut anaknya jadi komunis. Atau terkontaminasi makanan daging babi.

"Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China. Kami melakukannya. Tanpa babi dan ideologi". (Dahlan Iskan)

BACA JUGA:KPK Tunda Proses Hukum Cakada Selama Tahapan Pilkada 2024

BACA JUGA:Usung Misi EMASS Untuk 4 Lawang, HBA-Henny Resmi Daftarkan Diri ke KPU

Kategori :