STORYTELLING adalah kegiatan yang melibatkan satu atau lebih pendengar, di mana cerita disampaikan menggunakan kata-kata, permainan suara, dan gerakan.
Bahasa lain untuk storytelling adalah mendongeng. Seorang storyteller dapat menggunakan media seperti boneka tangan atau wayang untuk menggambarkan kisah, atau bahkan melakukan storytelling tanpa menggunakan media apapun, namun dengan penekanan kata-kata dan suara yang menggambarkan cerita.
Dalam Islam, storytelling diajarkan sebagai metode pendidikan untuk anak usia dini. Al-Qur'an menjelaskan beberapa tahapan dan cara pendidikan bagi anak-anak, membedakan pertumbuhan anak menjadi tiga fase: anak-anak, remaja, dan dewasa.
Panggilan sayang seperti "bunayya" digunakan dalam Al-Qur'an untuk membuat anak senang dan merasa dihargai.
BACA JUGA:Langkah Persiapan Liburan dengan Baik
Ali bin Abi Thalib menyarankan bahwa anak usia 0-7 tahun perlu diperlakukan seperti seorang raja, dengan kelembutan, ketulusan, dan kasih sayang.
Pada usia ini, anak senang bermain dan bereksplorasi, dan storytelling menjadi metode efektif karena anak suka hal-hal menarik, seperti ekspresi, lirik lagu yang menyenangkan, dan informasi.
Storytelling bisa menggunakan kisah-kisah dengan nilai pelajaran, seperti kisah pemuda ashabul kahfi atau kisah 25 Nabi beserta mukjizat mereka.
Dengan merangkul unsur suara dan musik, kisah-kisah tersebut dapat dengan mudah ditangkap oleh otak anak.
BACA JUGA:Terpaksa Angkat Kendaraan, Seberangi Jalan Banjir
Manfaat storytelling untuk anak usia dini melibatkan banyak aspek, termasuk:
Membangun Ikatan Emosional:
Storytelling memperkuat hubungan emosional antara orang tua dan anak, membentuk kepercayaan dan kecerdasan emosional anak.
Melatih Empati dan Simpati:
Storytelling membantu anak memahami emosi, mengembangkan rasa empati dan simpati yang penting untuk hubungan sosial dan pemecahan masalah.