Saya minta padanya, setelah Disway menjadi 260, baiknya tarif napas dulu. Jedah. Setelah itu boleh lari lagi.
BACA JUGA:Genoa Ingin Rekrut David de Gea
BACA JUGA:Manchester City - Barcelona Berebut Dani Olmo
Dalam waktu jedah itulah ternyata ada tawaran kolaborasi. Datangnya dari tokoh asal Cirebon. Ia adalah bos baru grup media nasional yang juga lagi emosi: B-Universe.
Di dalam grup itu antara lain ada BeritaSatu.com, ada BTV, Investor Daily, Jakarta Globe, dan banyak lagi yang saya tidak hafal semua.
Kolaborasi itu sangat longgar. Tidak terkait persahaman. Tidak pula saling suntik dana. Kolaborasinya di tingkat operasional.
Saya terlambat tahu: grup Berita Satu ternyata sudah bukan milik grup Lippo lagi. Sudah dijual total.
BACA JUGA:Nanti Kelahiran Anak, Aldi Taher Sibuk Mengejar Tawaran Nyanyi
BACA JUGA:Penyebab OLi Mesin Mobil Sering Berkurang
Pemilik barunya Anda sudah kenal: Enggartiasto Lukita. Pengusaha-politisi. Orang Cirebon. Tokoh Golkar yang jadi tokoh Nasdem. Pernah jadi menteri perdagangan. Lahirnya sama-sama saya, tahun 1951 tapi uangnya lebih banyak.
Tentu saya hadir di acara peresmian kolaborasi itu. Di Hotel JS Luwansa Kuningan Jakarta. Kemarin malam. Ada Mas Gibran Rakabuming Raka di situ. Ada Mendagri Tito Karnavian. Satu meja.
Kolaborasi ternyata bisa dilakukan tanpa mengancam eksistensi masing-masing. Disway akan tetap Disway apa adanya. Tentu saya tidak tahu akan ke mana grup Berita Satu.
Aneh. Saya masih bisa melihat bentuk baru media –yang berbeda sama sekali dengan ketika saya memulainya dulu.
BACA JUGA:Kulit Wajah Kusam Bakal Hilang Cukup dengan 4 Masker Wajah Alami
BACA JUGA:Ioniq 5 N, Teknologi Canggih dan Performa Sporty dari Hyundai Kini Hadir di Indonesia
Saya masih ingat zaman itu: bagaimana membuat berita tanpa kertas, tanpa pulpen, tanpa mesin ketik, tanpa komputer.