Hanya tomat tiga biji dan oatmeal itulah sarapan saya. Setiap hari.
"Tidak bosan?" tanya perusuh imajiner. Saya membayangkan itu Nimas.
"Justru ngangeni," jawab saya dalam hati.
BACA JUGA:Imbauan Kemenag untuk Jemaah Haji Lansia
BACA JUGA:PGE Area Lumut Balai Bantu Pulihkan Dampak Banjir dan Longsor
Anda masih ingat: apa beda oat dan wheat (gandum).
Saya pernah tanya ke John. Bijinya hampir sama. Tanamannya mirip sekali. Karena sulit menjelaskan secara IPB, John pilih penjelasan populer: "wheat itu makanan manusia, oat itu makanan kuda".
"Tapi semua presiden Amerika sarapannya oat," katanya.
Siangnya makanan saya juga itu-itu saja. Tidak mau ganti. Juga bikin sendiri: burito.
Saya sudah masuk kelas mahir bikin burito. Toh bahannya ada semua: lembaran tortila, bayam Amerika, kubis, lembaran daging kalkun, batang sledri besar, asinan buah olive, bawang bombai.
BACA JUGA:Kirimi Surat ke Kampus, UKT Batal Naik
BACA JUGA:Lansia Cabuli Bocah 12 Tahun di Kebun Karet
Semua bahan itu ditabur di atas lembaran tortila. Lalu diciprati mustard. Tortila-nya lantas dilipat kanan-kiri. Lalu digulung. Jadilah burito.
Makan malamnya John yang masak. Makan bersama. Bertiga. Meski sudah pensiun suami istri itu siang masih sibuk sendiri-sendiri. Saya pun sibuk kerja sendiri.
"Bolehkah menolak jadi juri?"
"Akan dikenakan pasal contempt of court. Menghina pengadilan", katanya.(Dahlan Iskan)