Politik Hati

Selasa 23 Apr 2024 - 20:24 WIB
Reporter : Gus Munir
Editor : Gus Munir

BACA JUGA:Miliki Peralatan Canggih, Klinik Utama Mata BSEC Resmi Beroperasi

Prof Hanifah-lah yang menjadi ketua tim transplantasi hati Harry Wahyu.

Ahli yang lain adalah Prof Dr dr Toar J. M. Lalisang SpB-KBD. 

Prof Toar lahir di Oegstgeest, Belanda 1 Juni 1957. Tapi SMP, SMA di Jakarta. Lalu masuk UI, ambil spesialis bedah di UI, konsultan pencernaan di UI dan jadi guru besar juga di UI (2021).

Sukses transplant hati Harry ini membuat RSCM/UI sudah tepercaya melakukannya. Tidak harus di luar negeri lagi.

Tentu yang dilakukan Harry adalah transplant separo hati. Bukan seperti yang saya lakukan 17 tahun yang lalu.

BACA JUGA:Ngantuk Terkulai

BACA JUGA:Minta Gaji Segera Dibayarkan

Awalnya Harry, 54 tahun, kena demam berdarah. Ketika melakukan pemeriksaan diketahuilah bahwa SGOT/SGPT-nya sangat tinggi: di atas 100. Padahal paling tinggi seharusnya hanya boleh 42.

Itu setahun yang lalu. Harry pun pergi ke Malaka. Berobat ke sana. Orang Minang dan Riau memang suka berobat ke Malaka –seperti orang Medan suka ke Penang.

Di sana dilakukan pemeriksaan standar. Diketahuilah hatinya membesar. Lalu saluran darahnya juga membesar. Tiga bulan kemudian diminta datang lagi ke Malaka.

Kedatangannya ke kali ini untuk MRI: diketahuilah hatinya sirosis. Dokter di sana pun merasa aneh. Harry tidak mengidap hepatitis apa pun. Kok bisa kena sirosis.

Maka Malaka menyarankan agar Harry transplant. Harus cepat. Dalam satu tahun. Sebabnya: sudah ada kanker di hati Harry.

BACA JUGA:Polisi Cari Pelaku Pengancam Warga dengan Pisau

BACA JUGA:Penyidik Periksa Pejabat PT Semen Baturaja

Pulang ke Jakarta Harry banyak bertanya ke dokter. Ia punya kenalan dokter di RSCM. Kenalannya itulah yang menjelaskan bahwa kini Indonesia sudah mampu melakukan transplant hati: di RSCM.

Kategori :

Terkait

Senin 25 Nov 2024 - 20:34 WIB

Mampir Guyon