Oleh: Dahlan Iskan
DARI 0 menjadi 80. Itulah hasil prestasi Lee Kuan Yew di Singapura. Anaknya, membawa nilai 80 itu ke 95.
Betapa sulit tugas si 4G Lawrence Wong. Pengganti Lee Hsien Loong itu nanti hanya perlu menaikkan nilai Singapura tiga poin saja: menjadi 98.
Tiga poin.
Mungkin lebih sulit dari 15 poin yang dihasilkan Lee Hsien Loong.
Meski Lee Hsien Loong begitu berhasilnya tetap saja ia memikul'''dosa;' turunan: dianggap bisa jadi perdana menteri hanya karena anak pendiri Singapura, Lee Kuan Yew.
BACA JUGA:Menolak Hasil Pilpres 2024, Massa Bakar Ban di Area Patung Kuda
BACA JUGA:Korps Garda Revolusi Iran Ancam Bakal Gunakan Senjata Nuklirnya
Untuk ''dosa'' itu Lee Hsien Loong pernah berujar: "Ada yang meragukan kemampuan saya jadi perdana menteri. Saya dianggap bukan orang yang paling cocok. Hanya karena ayah saya saja. Istri saya pun jadi pemimpin di grup Temasek dianggap bukan orang yang paling cocok melainkan karena dia istri saya. Kalau benar begitu maka seluruh kredibilitas dan kewibawaan moral saya hancur karena saya tidak layak untuk posisi ini."
Padahal ia sudah hebat sejak anak-anak. Lee Hsien Loong sudah belajar membaca Jawi di umur 5 tahun.
Anda sudah tahu: Jawi adalah bahasa Melayu yang ditulis pakai huruf Arab. Hurufnya Arab tapi bunyinya Melayu. Karena itu penguasaan bahasa Melayunya sangat baik. Lihatlah pidatonya dalam bahasa itu. Mengesankan.
Nilai yang ia raih saat SMA pun sempurna. Itulah yang membuatnya mendapat beasiswa presiden. Bukan karena anak papa.
Dengan beasiswa itu ia kuliah di Cambridge, Inggris. Ia pilih jurusan matematika.
BACA JUGA:Bos Apple Ucapkan Selamat Menang Capres ke Prabowo
BACA JUGA:Wabup Muratara Adu Mulut dengan Warga yang Ternyata Seorang Pengacara