Helena pasti ditanya asal usul uang kontan senilai Rp 33 miliar di brankas di rumahnyi. Tinggal apakah dia bisa menjelaskan sumber uang itu dari mana.
Punya uang kontan sebanyak Rp 33 miliar tidaklah salah. Menyimpan uang sebanyak itu di rumah sendiri juga tidak salah. Masalahnya: itu uang apa dan dari mana –lalu akan ke mana.
Bahwa pakaian dan perhiasan yang melekat di badannyi sering senilai Rp 10 miliar juga tidak salah. Bahkan bisa membuatnyi kelihatan lebih cantik. Saya sering bertemu wanita yang tasnyi saja seharga Rp 1,5 miliar. Sepatunyi Rp 50 juta. Dan yang di telinganyi saya taksir antara Rp 1 sampai Rp 5 miliar. Belum lagi yang bergelayut di leher.
Berlian adalah benda kecil yang sangat mulia –meski di dunia perminyakan berlian hanya dipakai untuk mata bor.
Tabiat Helena yang amat obral pamer kekayaan adalah sasaran empuk untuk memperoleh pengakuan. Siapa pun yang pernah berhubungan dengan Helena kini tentu ingin bertemu dia: minta agar nama mereka diselamatkan dari berkas perkara.
BACA JUGA:Ribuan Anak Yatim di Pelembang Dibuat Tersenyum,
BACA JUGA:Catatkan Keluhan Soal Pembayaran THR
Mungkin jaksa lebih sulit mendapat pengakuan dari Moeis dari pada dari Helena. Karena itu penahanannya sangat khusus.
Apalagi Moeis-lah ''tangga'' terpenting untuk mencapai sasaran lebih tinggi lagi.
Moeis bisa saja mengunci mulut lebih rapat dari pintu kamar tahanannya. Apalagi soal kaitannya dengan RBT alias RBS.
RBT (atau RBS) memang sudah diperiksa kejaksaan agung. Dua hari lalu. Saat saya masih di Chaozhou, pinggiran utara Guangdong.
Menurut media RBS diperiksa di kejaksaan agung sampai 13 jam. Tapi tidak ada berita bahwa RBT langsung ditahan.
BACA JUGA:Siapkan 3 Pos Pada Operasi Ketupat Musi 2024
BACA JUGA:Diduga Hendak Dirampok, Menangis Histeris
Di medsos beredar luas bahwa RBT adalah pemilik sebenarnya PT RBT. Perusahaan inilah yang bekerja sama dengan BUMN PT Timah di Bangka.
Tapi RBT selalu menolak rumor itu. Tidak ada bukti. Di akta perusahaan PT RBT dia tidak tercatat sebagai pemegang saham. Juga bukan komisaris. Apalagi direksi. Namanya, secara hukum, bersih dari kaitan dengan perusahaan.