Masjid itu nanti akan diberi nama khusus: nama ibunya.
Lokasi masjid itu sangat bersejarah bagi hidup Amran. Ia kuliah di fakultas pertanian di Unhas. S-2 pertaniannya juga di Unhas. Pun S-3 nya di bidang yang sama.
Saat Amran jadi mahasiswa ia selalu ke empang di belakang kampus itu: cari ikan. Hasilnya untuk membiayai kuliahnya. Sampai lulus.
Ayahnya seorang petani. Ia tahu penderitaan petani. Terutama kalau ada serangan hama: tikus.
BACA JUGA:Ajak Jaga Kerukunan dan Kebersihan Lingkungan
BACA JUGA:Amankan 5 Sepeda Motor dan Pelaku Balap Liar
Maka saat jadi mahasiswa itu Amran terus berpikir bagaimana bisa memberantas tikus di sawah. Berbagai uji coba ia lakukan: berhasil. Ia pun menciptakan formula racun tikus. Lubang tikus dimasuki asap beracun. Lubang satunya dibuntu. Tikusnya mati.
Racun tikus jenis itu ia beri nama Tiran. Artinya Anda sudah tahu:
Tikus Mati Diracun Amran.
Racun tikus itulah yang membawa Amran mentas dari kemiskinan. Lalu jadi kaya. Ia tidak lupa penderitaan masa mudanya. Ia simpan baik-baik foto kamar kosnya yang sempit dan kumuh saat jadi mahasiswa.
Setelah kaya Amran membeli tanah empang di belakang kampus itu. Puluhan hektare luasnya. Sebagian untuk masjid besar bernama ibunya.
Air empang sumber biaya kuliah Amran. Kuliahnya jadi sumber ide Amran menemukan racun tikus. Ia tidak lupa air yang lebih hulu: ibundanya. (*)
BACA JUGA:Wanita Nekat Curi Pakaian di Citimall Baturaja
BACA JUGA:Air Emas