Main Kayu

Jumat 05 Dec 2025 - 22:01 WIB
Reporter : Gus Munir
Editor : Eris Munandar

Di Sumatera yang meninggal menjadi 758 --angka ini masih terus bergerak. Padahal sudah tahu bahwa curah hujan di kawasan itu selalu tinggi dan tinggi sekali. Hujan yang terakhir itu mencapai 500 mm. Tapi curah hujan rata-rata di Tapanuli sudah 300mm. Itu rata-rata. Berarti sering di atas itu. Menurut catatan BMKG sering juga hujan di Tapanuli sampai 400 mm. Pernah juga 500 mm tapi tidak sampai tujuh hari tujuh malam.

Dengan demikian Menteri Hanif akan mengevaluasi: apakah selama ini kehilangan hutan di kawasan itu sudah terlalu luas. Atau masih boleh dikurangi lagi asal jangan ada orang hidup di sana.

Misalnya di daerah aliran sungai (DAS) Batang Toru, Tapanuli. Sudah berapa hutan yang hilang di sana. Sudah sekitar 250.000 hektare.

Sungai Batang Toru adalah sungai terpenting di Tapanuli. Sungai ini tergolong pendek: 85 km. Tapi bisa ganas.

Hulu sungai Batang Toru ada di Humbang Hasundutan. Sering disingkat Humbas. Ketinggian hulu di kabupaten Humbas sekitar 1.500 meter. Maka air sangat deras. Berbahaya bagi daerah hilirnya. Sekaligus sangat ideal untuk pembangkit listrik tenaga air.

BACA JUGA:Dahlan Iskan Harap Disway Group Bisa Jadi “Agama Baru”, Menpora Minta Dukung Program Olahraga dan Kepemudaan

BACA JUGA:Disway Gratis

Tahun 2015 mulailah dibangun PLTA Batang Toru. Lokasinya di kecamatan Marancar. Ada kota kecil bernama Marancar Godang di dekat PLTA itu.

Mengingat lokasi itu terjal pembangunannya amat sulit. Biayanya besar: Rp 21 triliun. Pinjaman dari Tiongkok.

Proyek itu sudah 96 persen selesai. Sebelum Natal nanti harusnya bisa diresmikan. Tapi saya tidak dapat kabar apakah curah hujan yang berat di sana pekan lalu mengganggu penyelesaiannya.

Ini proyek besar: 510 MW. Tinggi bendungannya saja 110 meter. Tentu curah hujan tertinggi kemarin itu juga ujian bagi teknologi bendungannya: apakah cukup kuat.

Awalnya proyek ini juga penuh kontroversi: dianggap merusak lingkungan. Tapi di seluruh dunia PLTA awalnya hampir pasti ditentang. Barat pernah menentang habis-habisan pembangunan PLTA terbesar di dunia: Lembah Tiga Ngarai di dekat Chongqing. Setelah proyek selesai semua mengakui justru itu menyelamatkan lingkungan.

BACA JUGA:Disway Malang

BACA JUGA:Event Disway Mancing 2024, Wartawan TVRI Raih Juara 1

Saya juga tidak mendengar lagi penentangan terhadap PLTA Batang Toru. Memang lahan yang digunakan 'hanya' 101 hektare. Artinya, lahan seluas itu akan digenangi air.

Harusnya ini justru bisa mengurangi jumlah air yang langsung menderas ke hilir. Bahwa ada pohon seluas 100 hektare yang hilang harus ada perhitungan: proyek harus menanam pohon sebanyak yang hilang. Harusnya itu tidak sulit.

Kategori :