Menkeu Purbaya: Danantara Lebih Mampu Lunasi Hutang Kereta Whoosh

Rabu 15 Oct 2025 - 22:28 WIB
Reporter : Eris Munandar
Editor : Gus Munir

JAKARTA- OKU EKSPRES.COM - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan bahwa pihak Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) atau Danantara Indonesia dinilai lebih dari mampu untuk membayar kereta cepat Jakarta —Bandung tersebut.

Hal ini menanggapi beragam pertanyaan dari masyarakat terkait dengan hutang kereta cepat Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), yang diketahui mengelola Kereta Cepat Whoosh.

Menurutnya, hal ini sendiri disebabkan karena pengelolaan dividen BUMN, yang saat ini berada di bawah kendali Danantara Indonesia. 

Oleh karena itulah, dirinya menilai bahwa Danantara Indonesia lebih mampu dalam mengurus penyelesaian hutang tersebut.

BACA JUGA:Pasar Stabil Pasca Pergantian Menkeu

BACA JUGA:Menkeu Sri Mulyani Pangkas 16 Pos Belanja

Kalau Danantara kan mereka sudah punya manajemen sendiri, udah punya apa-apa sendiri, udah punya dividen sendiri. Cukup mampu (Danantara) untuk bayar itu, tutur Menkeu Purbaya kepada Disway dan awak media lainnya di Wisma Danantara, Jakarta, pada Rabu 15 Oktober 2025.

Sebelumnya, Menkeu Purbaya sendiri menyatakan penolakannya untuk menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk mendanai utang kereta cepat Whoosh tersebut.

Menurutnya, hal ini sendiri juga didukung oleh fakta bahwa pengelolaan BUMN yang berada di tangan Danantara Indonesia.

Whoosh kan dikelola oleh Danantara, harusnya mereka tarik dari situ, tegas Menkeu Purbaya.

Sementara itu dalam menanggapi penolakan Menkeu Purbaya ini, CEO Danantara Indonesia Rosan Roeslani menyatakan bahwa pihaknya masih akan terus melakukan evaluasi ulang demi merampungkan penyusunan skema penyelesaian utang proyek Kereta Cepat Whoosh.

BACA JUGA:Kemenkeu Satu

BACA JUGA:Aspri Prabowo Resmi Dilantik jadi Wamenkeu oleh Jokowi

Dalam hal ini, dirinya menegaskan bahwa nantinya, Danantara juga akan mengajak lembaga atau Kementerian lain untuk menentukan opsi terbaik.

Kami duduk dulu, kami lagi cari opsi. Ini kan juga melibatkan Kementerian lain, tutur Rosan.

Kategori :