Hidup Mati

Sabtu 11 Oct 2025 - 22:31 WIB
Reporter : Gus Munir
Editor : Eris Munandar

Pemerintah menugaskan Bapeten untuk melakukan penyelidikan. Bapeten punya otoritas di bidang nuklir. Temuan Bapeten: rerobong PT PMT mengeluarkan Cs-137 dalam kadar di atas yang diperbolehkan: 0,3. Harusnya lebih kecil dari 0,1.

Radioaktif itu lantas menempel di kontainer pengangkut udang milik PT BMS. Terbawa sampai ke Amerika. Cs-137 tidak mudah hilang. Dalam 35 tahun hanya hilang separonya. 35 tahun berikutnya berkurang separonya dari separo yang masih ada. Perlu lebih 100 tahun untuk bisa hilang sendiri.

Di Amerika udang dari Cikande dikirim ke puluhan supermarket milik Walmart. Maka pemerintah Amerika mewajibkan Walmart memusnahkan udang dari Indonesia itu. Juga meminta agar kontainer yang sudah tiba di Amerika untuk dikembalikan ke Indonesia. Ratusan kontainer. Yang masih di perjalanan harus putar balik di tengah laut --kembali ke Tanjung Priok.

Amerika juga langsung keluarkan jurusan Sapujagat. Tidak hanya udang PT BMS yang dilarang masuk Amerika, juga semua udang dari Indonesia. Siapa pun eksporternya.

Bahkan Amerika bikin sanksi tambahan. Untuk bisa masuk Amerika tidak hanya harus lolos FDA, tapi juga harus bersertifikat. Masih belum jelas lembaga apa yang mengeluarkan sertifikat nir-radioaktif.

BACA JUGA:Dahlan Iskan Harap Disway Group Bisa Jadi “Agama Baru”, Menpora Minta Dukung Program Olahraga dan Kepemudaan

BACA JUGA:Disway Gratis

Pesaing udang Indonesia tentu memanfaatkan situasi ini. "Pesaing utama kita adalah Ekuador, Vietnam, India, dan Thailand," ujar Prof Dr Andi Tamsil, ketua umum asosiasi udang Indonesia.

Dr Andi adalah ahli pembiakan ikan dari IPB Bogor --setelah S-1 dan S-2 di Unhas Makassar. Kini ia dosen perikanan di Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar.

"Pemerintah lambat sekali. Harusnya langsung melancarkan diplomasi udang dengan Amerika," ujar Prof Andi Tamsil. "Sampai hari ini saya minta menghadap Pak menteri pun belum bisa," katanya.

"Yang terkontaminasi kan hanya yang dari BMS. Itu pun bukan akibat kelalaian BMS. Udang BMS dari tiga pabrik lainnya pun masih aman," ujar Dr Andi.

Andi masih menyisakan dua harapan: agar cepat dilakukan diplomasi dengan Tiongkok. "Ekspor udang kita ke Tiongkok amat sangat kecil. Hanya dua persen," ujarnya. "Apalagi kalau benar PT PMT itu PMA asal Tiongkok," tambahnya.

BACA JUGA:Disway Malang

BACA JUGA:Event Disway Mancing 2024, Wartawan TVRI Raih Juara 1

PT PMT telah menimbulkan bencana nasional. Primadona Indonesia sedang kejang-kejang. Ratusan triliun rupiah menguap. Satu juta orang akan kehilangan pekerjaan.

Kita kehilangan segala-segalanya: devisa, lapangan kerja, pasar Amerika, dan kehilangan bisnis andalan negara.

Kategori :