Setengah Dibuka

Selasa 30 Sep 2025 - 20:21 WIB
Reporter : Gus Munir
Editor : Eris Munandar

Maka, tanggal 7 malam itu, Presiden Basyir Al Assad harus menyerah. Ia diterbangkan ke Rusia. Bersama istri dan anak. Tidak langsung ke Rusia. Transit dulu di pangkalan angkatan udara Rusia di bagian barat Syria.

Pun para pengusaha besar kroni Assad. Mereka juga kabur. Mereka membawa harta benda tapi meninggalkan pembantu rumah tangga dari Indonesia. Ada TKI yang menghubungi kedutaan. Ada yang tidak. Kedutaan mencari cara menjemput mereka. Dibawa ke penampungan di dekat gedung kedutaan.

"Sulitnya, banyak yang tidak tahu siapa nama belakang mereka," ujar Pak Duta Besar.

BACA JUGA:Dahlan Iskan Harap Disway Group Bisa Jadi “Agama Baru”, Menpora Minta Dukung Program Olahraga dan Kepemudaan

BACA JUGA:Disway Gratis

Mereka memang tidak memegang paspor. Dipegang calo. Kedutaan harus membuatkan dokumen perjalanan ''laksana paspor''. Tanpa tahu nama belakang sulit membuatkan dokumen. Data di laksana paspor harus sama dengan data di paspor. Kalau tidak mereka tidak akan bisa lolos di imigrasi saat keluar dari Syria.

Jangankan nama. Di mana kampung asal mereka pun banyak yang lupa. Saking lamanya di Syria. Atau pura-pura lupa. Begitulah doktrin yang disampaikan para calo kepada mereka.

Anehnya calo seperti itu tidak pernah bisa diberantas. Kedutaan sudah sering kirim permintaan agar praktik seperti ini dihapus mulai dari hulunya. Tapi ada saja yang datang lewat pintu belakang.

Sampai sekarang pun masih banyak yang belum berhasil dibuatkan dokumen baru.

Pak duta besar orang Solo. Ia lulusan madrasah Al Islam yang terkenal itu. Ayahnya hakim di pengadilan agama –terakhir menjabat ketua pengadilan tinggi agama di Semarang –lalu Yogyakarta.

BACA JUGA:Disway Malang

BACA JUGA:Event Disway Mancing 2024, Wartawan TVRI Raih Juara 1

Untuk memenuhi permintaan orang tua, Wajid kuliah di UIN Sunan Kalijaga. Di tahun kedua ia merangkap kuliah di Universitas Gadjah Mada. Doktornya diraih di Universitas Indonesia.

Tidak ada anaknya yang ikut ke Suriah. Ia berdua dengan istri –alumnnus SMAN 8 Jakarta – yang lulusan Universitas Indonesia.

Di hari ketiga di Suriah saya diundang makan siang di Wisma Indonesia. Kebetulan letaknya di tengah perjalanan darat menuju perbatasan Lebanon.

Inilah Wisma Indonesia terbesar, terindah, dan teraman –sebatas pengetahuan saya. Luasnya hampir setengah hektare. Pohon-pohon tinggi menjulang rapat di sekeliling pagarnya. Berbagai pohon buah berada di tamannya –buah lokal maupun buah asal Indonesia.

Kategori :

Terkait

Minggu 12 Oct 2025 - 22:42 WIB

Reshuffle Bubur

Minggu 12 Oct 2025 - 22:27 WIB

OPM Tembak Dua Prajurit TNI

Minggu 12 Oct 2025 - 22:24 WIB

Catat 12 Ribu Kasus Keracunan Program MBG

Minggu 12 Oct 2025 - 22:21 WIB

Reses Dana Anggota DPR Naik Rp700 Juta

Terkini

Minggu 12 Oct 2025 - 22:49 WIB

Titik Hotspot Muncul di Pengandonan

Minggu 12 Oct 2025 - 22:45 WIB

Gelar Razia Nasional Serentak

Minggu 12 Oct 2025 - 22:42 WIB

Reshuffle Bubur

Minggu 12 Oct 2025 - 22:38 WIB

Api Membesar di Pinggir Jalan

Minggu 12 Oct 2025 - 22:35 WIB

Balap Liar dan Tawuran Keburu Digagalkan

Minggu 12 Oct 2025 - 22:32 WIB

Tabrak Truk Mogok, Dion Luber

Minggu 12 Oct 2025 - 22:27 WIB

OPM Tembak Dua Prajurit TNI

Minggu 12 Oct 2025 - 22:24 WIB

Catat 12 Ribu Kasus Keracunan Program MBG

Minggu 12 Oct 2025 - 22:21 WIB

Reses Dana Anggota DPR Naik Rp700 Juta