Benih Sapujagat

Rabu 17 Sep 2025 - 22:29 WIB
Reporter : Gus Munir
Editor : Eris Munandar

Obrolan soal film itu membuat perjalanan ke pusat riset tidak terasa jauh. Revolusi harga obat murah di Tiongkok dimulai dari Yiyang –setelah rakyat berdemo akibat mahalnya harga obat.

Kami pun tiba di tujuan. Sawah yang dijadikan pusat riset ini di dataran rendah. Sawahnya rata. Luasnya 100 hektare. Hamparan padinya lagi menguning –hampir siap panen. Berbagai jenis benih dicoba di situ: ratusan jenis. Diteliti. Seberapa banyak hasilnya.

Berapa hari jarak tanam sampai bisa panen. Seberapa kuat batangnya terhadap tiupan angin. Terhadap hama wereng. Terhadap perubahan cuaca. Terhadap jumlah air. Terhadap apa saja.

Tengah hari di sawah teriknya luar biasa. Suhu musim panas Hunan belum beranjak turun –meski di Beijing sudah mulai sejuk. Matahari Hunan masih terasa rendah: suhu udara di sawah itu 38 derajat. Saya pun diberi caping tani a-la Hunan. Caping yang terbuat dari batang padi –saya bawa pulang untuk kenangan: akan saya pajang di sebelah caping petani Mojokerto.

BACA JUGA:260 Disway

BACA JUGA:Disway Network dan B Universe Jalin Kemitraan

Pusat riset ini milik perusahaan. Milik PT Long Ping –diambil dari nama Yuan Longping. Yakni perusahaan yang berbisnis di bidang perbenihan. Prof Longping sebagai penemu benih unggulnya, mendapat saham lima persen di perusahaan itu.

Setelah Long Ping go public, nilai saham lima persen itu sudah triliunan rupiah.

Dari sawah kami kembali ke Changsha –ke kantor pusat perusahaan itu. Gedung Long Ping punya lobi besar. Di salah satu dindingnya foto Longping dipajang setinggi dan selebar dinding. Hitam putih. Di dinding lain dipajang layar digital yang besar sekali: Longping bersama Presiden Xi Jinping. Yakni saat Longping mendapat medali ''ilmuwan tertinggi Tiongkok''.

Lobi itu dipenuhi display perjalanan Long Ping sampai menjadi seperti sekarang. Banyak rombongan dari luar negeri studi banding ke Long Ping. Saat saya di lobi, serombongan dari Uganda tiba. Sekitar 20 orang.

Di Tiongkok ilmu benih melahirkan perusahaan raksasa. Ilmuwan yang puluhan tahun bergelut lumpur di sawah bisa menjadi triliuner. (Baca Juga soal Longping: Andreas Longping). 

BACA JUGA:Dahlan Iskan Harap Disway Group Bisa Jadi “Agama Baru”, Menpora Minta Dukung Program Olahraga dan Kepemudaan

BACA JUGA:Disway Gratis

Longping tentu tidak hafal doa sapujagat. Tapi ia selamat dunia akhirat. Di dunia ia jadi kaya. Di akhirat pahala menghindarkan ratusan juta orang dari kelaparan mestinya membuatnya masuk surga.

Apalagi Longping tidak bisa bahasa Arab. Ia tinggal geleng kepala ketika ditanya: man robbuka! (Dahlan Iskan)

Kategori :