Oleh: Dahlan Iskan
MEGAWATI pernah mengalami: partainya memenangkan Pemilu tapi yang jadi presiden Gus Dur. Jateng rusuh. Bali bakar-bakar.
Itu yang kini dialami Imran Khan. Caleg yang ia dukung memenangi pemilu di Pakistan, tapi yang akan jadi perdana menteri justru Shehbaz Sharif dari partai PLM-N.
Megawati masih lumayan: jadi wapres –posisi yang membuatnyi jadi presiden paro periode. Imran Khan jauh lebih buruk: justru mendekam di penjara untuk banyak perkara.
Ketika Pilpres tidak lagi lewat MPR justru Megawati tidak pernah terpilih. Tapi dia berhasil menempatkan petugas partainya, Jokowi, menjadi presiden. Dua periode.
BACA JUGA:Mancing di Sungai Komering, Saudara Kembar Tewas Tenggelam
BACA JUGA:Longsor Ancam Rumah Warga
Megawati gagal menjadikan putrinyi sebagai pewaris istana. Sang petugas berhasil membuat putra sulungnya sebagai wakil presiden.
Megawati kini berusia 77 tahun. Jokowi masih 62 tahun. Jokowi bisa membuktikan: tanpa Megawati berhasil memenangkan pilpres. Justru ketika melawan Megawati –lewat Ganjar-Mahfud. Kini Jokowi bisa tepuk dada: apakah benar tanpa Megawati ia bukan siapa-siapa.
Jangan-jangan Jokowi hanya ingin menunjukkan itu. Selebihnya ia tetap kader PDI-Perjuangan.
Di usia 62 tahun Jokowi tidak mungkin pensiun. Bisa cepat mati. Tidak mungkin juga kembali jadi pengusaha mebel. Harga kayu semakin mahal.
BACA JUGA:Pemilu Aman dan Lancar, Kapores OKU Selatan Ucapkan Terimakasih
BACA JUGA:IRT Jadi Incaran Curanmor Terluka, Pelaku Kabur
Maka begitu banyak yang berharap Jokowi tampil memimpin PDI-Perjuangan di masa depan.
Tentu tergantung sikap Megawati: apakah mau merelakan posisi ketua umum untuk Jokowi yang dianggap pengkhianat.