Itulah sebabnya di India dan Tiongkok seorang dokter ahli mata bisa melakukan ratusan kali operasi sehari.
Di sana pula dokter mata lebih punya peluang untuk ahli dalam melakukan cangkok kornea bagi orang yang terancam buta: banyak pendonor mata di sana. Sedang di Indonesia begitu sulit mendapatkan donor mata --karena keyakinan agama.
Di klinik itu saya tertarik dengan satu sudut ruangannya: museum kacamata. Banyak sekali kacamata dipajang di situ.
Saya perhatikan baik-baik: tidak ada kacamata dari zaman purba. Pengertian ”museum” di situ ternyata hanya sama dengan ”masa lalu”.
BACA JUGA:260 Disway
BACA JUGA:Disway Network dan B Universe Jalin Kemitraan
Rupanya itulah masa lalu bagi para lasikis dan SMILES. Mereka pulang dari operasi dengan meninggalkan masa lalu mereka di situ.
Maka banyak kacamata di museum itu yang diberi nama pemiliknya. Ada juga yang kacanya ditulisi kenangan romantis: "30 Tahun bersamanya". (Dahlan Iskan)