Saat Trump berpidato, Musk memasukkan teks lewat X miliknya. Isi teks itu menyerang langsung isi pidato. Dulu orang berkomentar terhadap sebuah pidato setelah pidato selesai diucapkan. Kini komentar bisa dilakukan Musk secara live. Di tempat yang sama: di layar HP yang sama.
Jangan-jangan ini akan jadi tren di banyak negara. Maka hati-hatilah para pemimpin saat Anda berpidato. Siaran pidato Anda bisa langsung ditimpa teks yang isinya mencela Anda.
BACA JUGA:Sampah Jadi Barang Bernilai
BACA JUGA:Henti Jantung Mendadak: Serangan Sunyi yang Bisa Merenggut Nyawa
Dan itu murah.
Tinggal bayar buzzer. Dulu saya ragu buzzer itu ada. Tapi kejaksaan agung telah membuka tabir bisnis per-buzzer-an. Ternyata buzzer bisnis besar.
Waktu Twitter milik saya dihancurkan –seingat saya follower-nya hampir 2,5 juta– saya tidak yakin atas info yang sampai ke saya: buzzer yang melakukan itu. Kini, sejak diungkap Kejagung, saya jadi percaya.
Sebenarnya ada lembaga yang pernah mengungkap dunia gelap per-buzzer-an: LP3ES. Lembaga itu melakukan penelitian mendalam siapa di balik buzzer. Saat hasil penelitian diungkapkan, LP3ES diserang buzzer habis-habisan.
Elon Musk tidak perlu mengerahkan buzzer. Ia sendiri yang melakukan penyerangan atas pidato Trump. Musk lebih berjiwa ''ini dadaku'' dari para buzzer yang pilih motto ''ini pantatku''.
BACA JUGA:Kenali Gejala Jantung Koroner Sebelum Terlambat
BACA JUGA:Detak Jantung Tak Lagi Normal? Waspadai Efek Lanjutan Serangan Jantung
Trump sangat marah. Respons terkanak-kanakannya: ia akan buang mobil Tesla warna merah yang ia beli beberapa bulan lalu. Trump juga mengatakan tidak mau mengingat lagi nama Elon Musk.
Itu mustahil.
Setidaknya Trump pasti ingat uang USD 300 juta yang disumbangkan Musk kepadanya. Yakni sebelum pelaksanaan pemilihan presiden. Trump tidak mungkin lupa sayembara berhadiah jutaan dolar yang dilaksanakan Musk untuk mereka yang memilih Trump.
"Trump tidak mungkin terpilih tanpa saya," ujar Elon Musk si pemilik Tesla.
Di Indonesia juga banyak yang mengklaim seperti itu. "Tanpa Jokowi, Prabowo tidak mungkin terpilih", ujar para pendukungnya. "Kalau Cawapresnya bukan Gibran mana mungkin Prabowo bisa jadi presiden".