Saya bertemu beberapa spesialis ternama seperti itu. Misalnya dokter ahli ginjal dr Boyke. Ia mau ke Samarinda asal disediakan alat yang, waktu itu, kota sebesar Surabaya pun belum punya. Sampai istri saya operasi ginjal di Samarinda –sekalian pulang kampung. Ahli seperti Boyke merasa lebih bisa menerapkan keahliannya dengan alat itu. Sambil menularkannya ke sejawat dokter di daerah.
Ahli bedah ortopedi terkenal dr Dwikora juga sama: ia ditawari gabung ke suatu rumah sakit. Dwikora mau dengan syarat: dibangunkan fasilitas operasi yang modern, peralatan yang canggih, dan ruang pemulihan yang terlengkap.
BACA JUGA:BNPB Imbau Ada Potensi Bencana Alam saat Libur Lebaran
BACA JUGA:Penjual Bungkus Ketupat Menjamur
Investor follow ahli.
Ada saatnya: pemerintah melangkah duluan. Belakangan ini. Mau membangun rumah sakit megah, membelikan peralatan modern tapi kesulitan menyediakan ahlinya.
Bahkan mau membelikan alat-alat modern untuk RSUD. Seperti membeli cathlab sampai 146 buah untuk RSUD. Yang di Tarakan itu, mesin dan peralatan bedah jantungnya lengkap.
"Mesin HLM-nya paling modern," ujar Prof Dr Paul Tahalele. "Di luar dugaan kami," tambahnya.
Waktu yang berbeda melahirkan situasi yang tidak sama.
BACA JUGA:Gelar Operasi Pasar Gas LPG 3 Kg untuk Stabilisasi Harga
BACA JUGA:Panwascam di Empat Lawang Dilantik Ulang
Lihatlah ketika pemerintah melangkah di depan dengan pembangunan empat rumah sakit vertikal. Teorinya mudah: rumah-rumah sakit besar yang sudah mapan bisa ditunjuk sebagai pengampu. Dibagi. Siapa mengampu daerah mana. Yang besar menuntun yang kecil. Yang sudah bisa lari menggadeng yang baru belajar.
Di swasta cara pengampuan seperti ini bisa jalan. Grup-grup perusahaan besar dengan mudah menjalankan perusahaan baru.
Di pemerintah tidak demikian. Akan banyak pertanyaan soal legalitas. Soal peraturan. Soal hierarki. Soal tunjangan. Soal komisi. Belum lagi SDM di rumah sakit besar sudah sibuk dengan urusan dirinya sendiri.
Akhirnya lahirlah ide mencari relawan pengampu. Relawan ahli yang punya kemampuan menjadi mentor. Ini relawan murni. Bukan relawan yang dibungkus istilah tim sukses.
BACA JUGA:Lakukan Panen Raya Berbasis Mikroba PA63