Oleh: Dahlan Iskan
Para pengusaha besar kumpul di sebuah hotel di Jakarta Rabu lalu. Berbuka bersama. Jumlahnya 40 orang.
Mungkin hanya saya yang usahanya paling kecil di antara mereka. Mereka adalah pengurus pusat Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI). Yang Anda sudah tahu siapa ketua umumnya: Willianto Tanta, pengusaha properti dari Makassar.
Pertemuan PSMTI di Grand Hyatt Jakarta, 6 Maret 2025.--
BACA JUGA:Tiket Pertandingan Lawan Bahrain Habis Terjual
BACA JUGA:Pemain Eredivisie, Dean James Ungkap Alasan Gabung Timnas Indonesia
Tentu tidak hanya untuk makan bersama. Soal ekonomi dan keselarasan sosial juga jadi topik pembicaraan.
Sehari kemudian delapan naga besar Indonesia diundang Presiden Prabowo Subianto ke Istana. Anda sudah melihat fotonya. Di deretan kanan: Aguan dari grup Podomoro/PIK, Anthony Salim (Salim Group), Prajogo Pangestu (Chandra Asri Group), Datuk Tahir (Mayapada Group), Tomy Winata (Artha Graha Group). Di deretan kiri, dua pejabat Istana (Mensesneg Prasetyo Hadi dan Seskab Teddy Indra Wijaya), Franky Wijaya (Sinar Mas Group), James Riyadi (Lippo Group), dan Boy Thohir (Adaro Group, kakak menteri BUMN Erick Thohir).
Seorang konglomerat dan investor asal Amerika Serikat, Rey Dalio turut hadir dalam pertemuan Presiden RI Prabowo Subianto bersama sejumlah pengusaha di Istana Negara, Jumat, 7 Maret 2025.--Anisha Aprilia
Kita tidak tahu apa yang dibicarakan di Istana. Yang disiarkan oleh Istana hanyalah foto itu. Bisa dimaklumi. Tapi Anda juga bisa menduga: tidak jauh-jauh dari kondisi perkembangan ekonomi belakangan ini. Rupiah anjlok. Harga saham di pasar modal jeblok. Ekspor turun. Likuiditas yang seret.
BACA JUGA:Usai Lebaran Rencana Pindah ke Dubai, Ivan Gunawan Belajar Bahasa Arab
BACA JUGA:Paula Verhoeven Merasa Ada Perubahan Sikap Dari Anaknya
Waskita Karya yang barusan menawarkan obligasi Rp 1 triliun hanya dapat Rp 100 miliar. Sungguh kasihan. Bisa dibayangkan bagaimana cash flow perusahaan BUMN itu.
Di samping soal ekonomi bisa juga Presiden Prabowo menambahkan agendanya sendiri: Danantara, Bank Emas, Pangan, Energi, dan Makan Bergizi Gratis (MBG).
Opini publik menyimpulkan: negara sedang memerlukan bantuan para naga besar itu untuk meredakan gejolak ekonomi.