Tentu PWI kembar juga menjalar ke provinsi-provinsi. Belum ke semuanya tapi sudah mulai terasa.
Saya tidak tahu HPN yang mana yang lebih meriah. Saya hadir di HPN yang di Banjarmasin karena diminta jadi pembicara seminar masa depan media di sana.
Saya lihat ada gerak jalan, ada penganugerahan piala Adinegoro, dan jamuan makan malam di rumah dinas Gubernur Kalsel Muhidin.
BACA JUGA:Ratu Sofya Bantah Menikah Siri dengan Cornelio Sunny dan Sedang Hamil
BACA JUGA:Ole Romeny Resmi Jadi WNI
Seorang menteri yang dekat dengan Presiden Prabowo hadir di Kalsel: Menteri Kebudayaan Fadli Zon. Di acara jamuan makan malam di rumah dinas gubernur, Fadli memberi sambutan yang banyak mendapat tepuk tangan.
Yang memenangkan hadiah Adinegoro tahun ini wartawan dari media online Kumparan. Namanya: Erandhi Hutomo Saputra. Wartawan muda. Hebat.
Saya bertemu Erandhi di lobi hotel. Ternyata Erandhi yang juga yang memenangkan Hadiah Adinegoro tahun lalu.
Tulisan Erandhi yang dinilai sebagai karya jurnalisme terbaik tahun ini bicara soal PIK2. Yakni hasil investigasinya mengenai proyek real estate di Tangerang utara itu.
BACA JUGA:Lepas Rasmus Hojlund , MU Siap Merugi 32 Juta Poundsterling
BACA JUGA:Kebakaran di Kantor Biro Humas ATR/BPN Diduga Korsleting Listrik
Saya sudah membaca tulisan Erandhi: bagaimana petani dan petambak di sana "kalah" melawan investor.
Tulisan itu terbit di Kumparan bulan Juli tahun lalu. Jauh sebelum heboh PSN PIK2 belakangan ini.
Erandhi tidak peduli dengan perpecahan ini. Ia anggap ini urusan para elite PWI.
Perpecahan ini kelihatannya akan lama. Belum ada titik terang seperti yang mudah terjadi di Kadin Indonesia.
Kian lama perpecahan ini hanya akan membuat PWI kian tidak relevan dengan zaman. Toh dengan atau tanpa PWI media akan terus berjalan.