Rupanya terjadi perbedaan pendapat di antara jemaat sinagog tersebut. Begitulah di agama. Masing-masing merasa paling sesuai dengan ajaran agama mereka.
Perselisihan itu memuncak. Anak-anak muda di sinagog tersebut lantas tidak diakui. Bahkan tidak boleh masuk rumah ibadah itu. Jadilah rebutan sinagog. Anak-anak muda itu kalah. Lalu membangun terowongan di bawahnya. Ketika yang lain ibadah di sinagog, mereka ibadah di bawahnya.
BACA JUGA:Temukan 7.226 Surat Suara Rusak
BACA JUGA:Gelar Pertemuan untuk Tingkatkan Kekompakan Demi Menjaga Kesuksesan Pemilu 2024
Informasi tersebut belum tentu benar. Masalah ini berusaha ditutupi sebagai urusan internal sinagog. Pengurus sinagog mengecam pemberitaan di media, khususnya yang mengaitkan terowongan itu dengan cerita-cerita fanatisme beragama. Atau yang menghubungkannya dengan persiapan untuk menghadapi hari kiamat. Termasuk berita yang menduga terowongan itu akan bisa tembus langsung ke wilayah Hamas di Gaza.
Ditepis juga anggapan bahwa terowongan itu akan tembus ke jalan terdekat. Lalu anak-anak muda yang dilarang masuk sinagog dari pintu depan masih bisa beribadah di situ lewat jalan rahasia. Terowongan Hamas dan Hisbullah di Palestina telah memberi inspirasi untuk membuat terowongan serupa di New York.
Tapi di New York penuh dengan hutan gedung pencakar langit. Tentu tidak sama dengan alam padang pasir di Gaza. (*)
BACA JUGA:Sekda Takalar Keceplosan Jokowi Angkat honorer Jika Gibran Menang
BACA JUGA:Foto Firli dengan SYL di GOR Tak Bisa Dijadikan Bukti