BACA JUGA:Erick Thohir Minta Shin Tae-yong Tak Banyak Mengeluh
Saya lihat banyak yang memotretnya sebelum memakannya. Mungkin baik juga kalau foto itu di-share di kolom komentar.
Inilah daftar makanan yang masih saya ingat: gule kambing, sayur asam, terong goreng, woku kepala ikan, sambal selayah besar, pecel lele, dadar jagung, tempe goreng, bandeng krispi.
Itu menu untuk sarapan! Dan hanya untuk 12 orang perusuh yang tersisa: lima dari Jakarta, dua dari Ketapang, Kalbar. Satu dari Kuala Lumpur. Satu dari Blitar. Satu dari Gresik.
Maka selesai senam, kami menyerbu meja panjang itu. "Senam tadi berhasil membuang 300 kalori. Lihat makanan ini bisa naik 1000 kalori," celetuk Nicky.
BACA JUGA:7 Penyebab dan Cara Efektif Mengatasi Kepala Pusing Saat Bangun Tiidur
BACA JUGA:5 Efek Samping Minum Kopi Berlebihan yang Sering Tak Disadari
Setelah sarapan mereka pun berkomentar. "Lain kali tidak usah di hotel. Di sini saja. Jauh lebih nyaman," ujar mereka.
Tentu DIC Farm tidak cukup kalau untuk 40 orang. Kecuali di musim kemarau nanti kebocoran sudah bisa diperbaiki: bisa untuk 10 orang.
Lantai atas rumah bambu itu sendiri sebenarnya menawarkan pemandangan sawah dan gunung yang indah.
Ada juga pemandangan kandang usaha ternak ayam yang agak kumuh. Terlihat juga sungai curam yang berbatu. Setiap saat suara airnya gemuruh —dan di malam hari terasa lebih menderu.
BACA JUGA:Jutaan Batang Rokok Ilegal Dimusnahkan
BACA JUGA:Disdik Bantah Memberikan Izin Pemotongan Gaji Guru
Pertemuan perusuh sendiri dilakukan di kolong rumah bambu itu. Sebagian di bawah kolong. Sebagian lagi di bawah pohon asam atau di sekitar sumur tua. Ada juga yang pilih sambil duduk-duduk di pinggir parit berair deras.
Ada dua topik yang dibahas di kolong rumah bambu itu: swasembada pangan dan swasembada pikiran.
Yang terakhir itu dipimpin oleh karikaturis terkemuka Wahyu Kokang (Disway 21 November 2024: Kokkang Ibunda).