"Ada tokoh oposisi bernama Usamah Rifa'i. Ia musuh lama Assad. Termasuk musuh ayahnya, Hafez al-Assad," jawab Bahrawi.
Masih ada satu lagi: Ragheed Ahmad al-Tatari. "Tokoh ini begitu dielu-elukan oleh publik. Yakni setelah pemberontak membebaskannya dari penjara Minggu kemarin," ujar Bahrawi.
Dua tokoh itu berada di penjara selama 43 tahun. Rasanya mereka kini berumur 70 tahunan.
Tatari seorang pilot pesawat tempur. Ia dipenjara karena menolak perintah Assad untuk menjatuhkan bom di sasaran yang padat dengan penduduk sipil. Sasaran itu: kampung Hama. Di tahun 1982.
BACA JUGA:Tahun Baru 2025 Sebanyak 150 Drone Hiasi Langit Palembang
BACA JUGA:Lawan Laos, Indonesia Wajib Menang Besar
Mungkin salah satu dari keduanya bisa jadi jalan tengah untuk pertentangan banyak faksi di kalangan oposisi.
Bahrawi sudah dua kali ke Syria. Banyak kelompok pergerakan di sana yang terjebak hadis-hadis palsu. Utamanya hadis yang memuliakan tanah Syria sebagai tanah yang dijanjikan tempat lahirnya kejayaan Islam masa depan.
"Sebenarnya hadis-hadis palsu itu dimunculkan untuk kebutuhan perang melawan kekaisaran Utsmani," katanya.
Bahrawi punya dua anak. Yang sulung lagi kuliah bisnis di Edinburg, Skotlandia. Untuk S-2. Sedang adiknya masih kuliah S-1 di UM Malaysia.
BACA JUGA:Dejan / Gloria Sukses Jalani Debut di BWF World Tour Finals 2024
BACA JUGA:5 Tips Agar Wajah Terlihat Kecil
"Apakah anak-anak masih bisa bahasa Madura?" tanya saya.
"Masih sangat fasih," ujar Bahrawi. "Ibu mereka kan juga Madura, meski kami dipertemukan di Jakarta," tambahnya.
Bahrawi terus mengamati perkembangan di Syria. Utamanya ke arah mana Syria akan menuju. Bagaimana pula hubungannya dengan organisasi-organisasi terorisme internasional. Ketidakstabilan di sana bisa merangsang munculnya ekstremitas.
Kalau "hukum revolusi" juga berlaku di Syria maka sulit berharap negara itu akan stabil dalam waktu lima tahun ke depan.