Dua wali kota yang diusung semua partai, menang lawan kotak kosong: Surabaya dan Samarinda.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi kembali menjabat lima tahun lagi --setelah itu berpotensi jadi Gubernur Jatim.
Andi Harun di Samarinda memang tidak ada tandingannya. Di samping dicalonkan oleh semua partai, Andi Harun sudah pula maju sebagai independen.
Waktu itu partai-partai tidak memberikan kepastian. Andi Harun pun berniat maju dari independen. Sudah pun memenuhi semua syarat calon independen. Hampir pasti menang. Maka partai-partai mendukungnya.
BACA JUGA:5 Tanda Jerawat Anda Mulai Sembuh, Jangan Dipencet Lagi!
BACA JUGA:5 Buah yang Bisa Bikin Kulitmu Glowing Bebas dari Noda
Andi Harun adalah wali kota yang berani membenahi kekumuhan di sepanjang kali Karangmumus. Juga satu-satunya wali kota yang punya proyek membuat terowongan di bawah bukit. Itu untuk memperpendek jarak antara kecamatan di balik bukit Selili dengan pusat kota Samarinda.
Jakarta adalah satu-satunya daerah yang pakai putaran kedua. Yakni kalau tidak ada calon yang mendapat lebih 50 persen.
Kalau saja kemenangan Pramono Anung-Rano Karno tidak sampai 50 persen maka di putaran kedua akan bertemu Ridwan Kamil dan Suswono. Ini bisa berdarah-darah.
Sayang sekali, calon ketiga di pilgub Jakarta hanya berfungsi sebagai penyebab putaran kedua. Begitu mahal taruhannya. Alangkah baiknya, kelak, kalau merasa tidak kuat tidak usah maju. Hanya bikin sulit banyak orang.
BACA JUGA:Unggul Dalam Tata Kelola, BRI Dinobatkan Sebagai The Most Trusted Company 2024
BACA JUGA:Manfaat Sunscreen untuk Kesehatan Kulit Sehari-hari
Yang juga saya tunggu adalah data ini: berapa persen partisipasi pemilih di Pilkada serentak ini. Ini terkait dengan pembicaraan saya dengan seorang di desa yang kemarin pilih Golput.
"Kenapa Golput?" tanya saya.
"Saya kan tidak diberi uang. Padahal tetangga saya dapat," jawabnya. "Saya ingin dapat uang sebenarnya. Saya kan baru sakit. Perlu uang," tambahnya.(Dahlan Iskan)