Australia Berencana Melarang Anak di Bawah 16 Tahun Bermain Media Sosial
Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, mengumumkan rencana legislatif penting yang akan melarang penggunaan media sosial bagi individu di bawah usia 16 tahun. -Foto freepik-Agrar
OKU EKSPRES - Pada tanggal (7/11/2024), Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, mengumumkan rencana legislatif penting yang akan melarang penggunaan media sosial bagi individu di bawah usia 16 tahun.
Inisiatif ini diambil untuk menanggapi kekhawatiran yang semakin besar tentang dampak negatif media sosial terhadap kesehatan mental dan keselamatan anak-anak muda.
Rencana ini menetapkan usia minimum 16 tahun untuk penggunaan media sosial. Jika disahkan, aturan ini akan mulai berlaku satu tahun setelah persetujuannya, yang diperkirakan akan mulai dibahas di Parlemen pada 18 November 2024.
Perusahaan media sosial seperti TikTok, Instagram, dan Facebook akan bertanggung jawab untuk menegakkan batas usia ini.
BACA JUGA: Inilah Burung yang Mirip Naga, Great Eared Nightjar!
BACA JUGA:Jepang Kembangkan Jalur Transportasi Otomatis
Mereka harus menunjukkan bahwa mereka mengambil langkah-langkah yang wajar untuk mencegah akses oleh pengguna di bawah 16 tahun.
Yang menarik, tidak akan ada pengecualian untuk anak di bawah umur meskipun orang tua memberikan izin. Artinya, persetujuan orang tua tidak akan memungkinkan anak-anak yang lebih muda untuk mengakses platform tersebut.
Albanese menekankan efek berbahaya media sosial pada anak-anak, terutama terkait masalah citra tubuh dan paparan konten yang tidak pantas. Ia menyatakan, "Media sosial merusak anak-anak kita, dan saatnya untuk mengakhirinya."
Meskipun beberapa pihak mendukung inisiatif ini sebagai langkah yang diperlukan untuk perlindungan anak, lebih dari 140 ahli kesejahteraan anak menyatakan kekhawatiran. Kritikus berpendapat bahwa hal ini dapat membatasi akses ke sumber daya online yang berharga.
BACA JUGA:Oknum Mahasiswa di OKU Ditangkap Terkait Kasus Narkoba
BACA JUGA:Terjadi Kecelakaan, Jalinsum Baturaja - Muara Enim Macet
Perusahaan seperti Meta menunjukkan kesediaan mereka untuk mematuhi regulasi baru namun menyerukan diskusi yang lebih komprehensif tentang strategi implementasi yang efektif.
Ada kekhawatiran bahwa sekedar melarang akses mungkin tidak mengatasi masalah mendasar tentang keselamatan online dan kesehatan mental.