Cegah Gempa Bumi Megathrust, BMKG Pasang 4 Tameng di Zona Merah Indonesia

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), menyiapkan empat tameng pencegahan gempa bumi megatrhust di wilayah zona merah Indonesia. -Foto: Ist/Kris.-

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah menyiapkan empat langkah utama sebagai "tameng" untuk menghadapi potensi gempa bumi megathrust di zona merah Indonesia.

Upaya ini dilakukan sebagai langkah mitigasi terhadap ancaman gempa bumi besar yang dapat memicu tsunami, yang saat ini menjadi kekhawatiran di beberapa wilayah di Indonesia.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyatakan bahwa meskipun belum ada kepastian kapan gempa bumi megathrust akan terjadi, BMKG telah menyiapkan langkah-langkah penting untuk pencegahan dan kesiapsiagaan. Berikut adalah empat langkah yang telah disiapkan BMKG:

Penempatan Sensor Peringatan Dini Tsunami InaTEWS

BMKG telah memasang sistem peringatan dini tsunami, InaTEWS, yang secara khusus dirancang untuk mendeteksi potensi gempa megathrust. Sensor ini ditempatkan di lokasi-lokasi strategis yang menghadap ke arah zona megathrust.

BACA JUGA:Diduga Bandar Narkoba Alihkan Perhatian Polisi

BACA JUGA:Endank Soekamti dan Rara Lida Tampil Memukau Penonton

Edukasi Masyarakat Lokal dan Internasional

BMKG bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk menyiapkan infrastruktur mitigasi, seperti jalur evakuasi, sistem peringatan dini, dan shelter tsunami.

Selain itu, BMKG juga berpartisipasi dalam Indian Ocean Tsunami Information Center untuk mengedukasi 25 negara di Samudra Hindia terkait gempa dan tsunami.

Pengecekan Sistem Peringatan Dini

Sirine peringatan tsunami, yang sebagian besar merupakan tanggung jawab pemerintah daerah, diuji setiap tanggal 26 untuk memastikan fungsionalitasnya.

Meskipun banyak sirine yang berfungsi dengan baik, beberapa mengalami kerusakan dan perlu diperbaiki.

Penyebarluasan Peringatan Dini Bencana

BMKG bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk memastikan bahwa informasi peringatan dini bencana tersebar luas dan dapat diakses oleh masyarakat.

BACA JUGA:ATR/BPN Capai 8,8 Juta Hektare Bidang Tanah Terdaftar

BACA JUGA:Asuransi Jiwasraya Tumbang Setelah 100 Tahun Berdiri

Gempa megathrust menjadi perhatian besar setelah gempa berkekuatan 7,1 Skala Richter mengguncang Pulau Kyushu, Jepang, pada 8 Agustus 2024.

Indonesia, yang memiliki dua zona megathrust utama di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut, juga dianggap berada dalam situasi rawan.

Kedua zona ini memiliki seismic gap atau jeda seismik yang cukup lama, sehingga potensi terjadinya gempa besar dianggap tinggi.

BMKG terus mengupayakan langkah-langkah mitigasi dan edukasi untuk memastikan kesiapan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana ini. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan